MEDAN, KOMPAS.com - Terkait kelangkaan bahan Bakar Minyak (BBM) di luar Pulau Jawa terutama di Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memanggil PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Kamis (21/10/2021).
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Asep Wicaksono mengatakakan, pihaknya memberi sejumlah penjelasan penting yang ditanyakan Gubernur Edy.
Baca juga: [POPULER OTOMOTIF] Sirkuit Mandalika Bisa Jadi Jalan Umum | Ada Diler Nakal yang Tawarkan Truk ODOL
"Pertama, terkait entrean. Sudah kami sampaikan bahwa (masalah kelangkaan) karena antrean," kata Asep dilansir Kompas.com, Kamis (21/10/2021).
Pihak Pertamina mengakui telah terjadi kekurangan stok BBM di wilayah Sumatera Utara, terutama jenis Solar dan Pertamax.
Salah satu penyebab kekurangan stok bahan bakar minyak di wilayah tersebut yakni kuota solar subsidi yang jumlahnya terbatas.
Menjelang akhir tahun, kuota subsidi untuk solar memang semakin "mepet" sehiggga Pertamina bekerja ekstra untuk menjaga pasokan di lapangan.
Baca juga: Bonceng Anak di Depan Saat Mau Isi Bensin, Ibu Tabrak Petugas SPBU
"Tapi pertamina sudah berkoordinasi dengan BPH Migas. Kuota sudah kami tambah. Ini bisa dilihat di lapangan sudah mulai cair. Antrean di SPBU sudah tidak ada," kata dia.
Selain itu, kelangkaan BBM di Sumatera Utara dipicu keterlambatan kapal tanker yang membawa BBM. Kapal yang seharusnya sandar di Belawan pada 10 Oktober lalu, malah baru tiba pada 12 Oktober.
Padahal konsumsi bahan bakar minyak oleh masyarakat terus meningkat akibat adanya pelonggaran aktivitas terkait penurunan level PPKM di Sumatera Utara.
Asep mengatakan, keterlambatan kapal tanker itu disebabkan terjadinya antrean bongkar muat minyak di negara pengimpor minyak.
Baca juga: Mekanik Tim Balap MotoGP Dipecat, Ketahuan Pakai Hasil Tes PCR Palsu
"Pertamax yang kami datangkan itu impor. Di tempat impornya di sana, ada antrean juga," jelasnya.
Pihak Pertamina mengklaim sudah mempelajari masalah kelangkaan BBM yang terjadi sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik lalu membeli BBM dengan berlebihan karena saat ini pasokan sudah aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.