JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat kinerja ekspor mobil buatan Indonesia selama sembilan bulan pertama tahun ini, berhasil bergerak positif setelah sempat anjlok imbas pandemi Covid-19.
Dengan dukungan sembilan merek otomotif dari Jepang, Korea Selatan, dan China, kini jumlah ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih dalam keadaan utuh atau completely built up (CBU) mencapai 207.411 unit.
Dibandingkan pencapaian di tahun lalu dalam periode yang sama, Januari-September, terjadi kenaikan 33,5 persen atau dari 155.382 unit.
Baca juga: Penjualan Mobil Naik Tipis di September 2021, Toyota Teratas
Hanya saja, capaian tersebut belum sepenuhnya pulih apabila melirik angka ekspor produk otomotif sebelum terjadi pandemi. Pada 2019 misalnya, total pengkapalan tahunan mobil buatan Indonesia bisa mencapai 332.023 unit dengan rata-rata 25.000 unit tiap bulan.
Hal serupa juga terjadi pada sisi ekspor mobil secara terurai atau completely knocked down (CKD) dan ekspor komponen otomotif lainnya. Bahkan, angka yang tertera lebih fantastis dengan kenaikan masing-masing 101 persen dan 61,1 persen.
Ekspor dalam bentuk CKD, mencapai 511.425 unit set (sepanjang 2019) naik dari pencapaian Januari-Desember 2018 dengan 429.397 unit set. Tahun ini, baru menorehkan 75.028 unit set saja.
Lebih rinci, selama Januari-September 2021 ekspor mobil CBU tergolong fluktuatif. Terdapat beberapa faktor utama yang diduga menjadi penghambat seperti krisis global kelangkaan cip semi konduktor.
Baca juga: Komparasi Tarif Isi Daya Mobil Listrik di Indonesia dengan Negara Lain
Pada enam bulan pertama, krisis ini belum terasa dampaknya. Tetapi memasuki penghujung kuartal III/2021, agaknya pabrikan di dalam negeri mulai terusik.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh data ekspor CBU yang turun 12 persen dibandingkan kuartal II/2021 (Maret-Juni 2021) yaitu dari 68.377 unit jadi 60.209 unit.
Ekspor secara CKD pun sama, tapi penurunannya tidak begitu tajam yaitu 5,95 persen saja atau dari 23.469 unit menjadi 22.072 unit. Sementara pada kegiatan pengkapalan komponen otomotif, turun 6,57 persen.
Adapun pabrikan yang mengalami dampak signifikan dari masalah terkait ialah Toyota, DFSK, dan Honda. Ekspor mereka di September 2021 masing-masing turun 6,2 persen, 58,9 persen, 93,8 persen, dan 100 persen.
"Terus terang, di September kami mengalami kendala oleh limitasi parts, jadi kami mengalami penurunan yang signifikan. Biasa produksi 10.000 unit, di September hanya 3.000-an unit," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy.
Baca juga: Lalu Lintas Jakarta Padat, Wacana Penambahan Ruas Ganjil Genap Muncul
Sementara Suzuki dan Hino berhasil tumbuh. Bahkan, kini Suzuki mampu berada di posisi ketiga sebagai merek pengekspor mobil terbanyak menggeser Mitsubisi Motors.
Berikut rincian ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan komponen buatan Indonesia per-September 2021:
Ekspor CBU:
1. Daihatsu: 9.950 unit
2. Toyota: 5.262 unit
3. Suzuki: 3.637 unit
4. Mitsubishi Motors: 3.307 unit
5. Hino: 190 unit
6. DFSK: 23 unit
7. Honda: 30 unit
Ekspor CKD:
1. Toyota: 2.780 unit
2. Suzuki: 912 unit
3. Mitsubishi Motors: 630 unit
4. Isuzu: 462 unit
5. DFSK: 76 unit
6. Wuling: 2 unit
Ekspor Komponen:
1. Toyota: 5.256.718 set unit
2. Honda: 652.706 set unit
3. Hino: 106.106 set unit
4. Suzuki: 15.942 set unit