Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ribu Mobil Terdampak, Jangan Abai Seruan Recall Airbag

Kompas.com - 31/08/2021, 09:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comAirbag rupanya tidak hanya bisa menyelamatkan nyawa manusia. Di lain sisi, airbag justru bisa mengancam dan memiliki dampak buruk, bahkan fatal. Terutama ketika meledak bukan pada waktunya.

Kasus cidera karena ledakan airbag memang belum pernah ada yang melaporkan di Indonesia. Namun di mancanegara, sudah banyak contoh insiden terkait hal ini.

Corey Burdick, salah seorang korban ledakan airbag, bercerita bahwa saat itu Honda Civic lansiran 2001 miliknya menabrak mobil lain.

Baca juga: Masih Ada Saja Pengendara Motor Bandel yang Parkir di Jalur Penyelamat

Ilustrasi kecelakaan tabrakan mobil di Jakarta.Stanly/KompasOtomotif Ilustrasi kecelakaan tabrakan mobil di Jakarta.

Tabrakan terjadi pada kecepatan yang cukup rendah, yakni 24 kpj. Namun airbag yang meledak membawa serpihan-serpihan puing, sehingga membuat wajahnya cidera dan menimbulkan trauma selama bertahun-tahun.

“Saya kehilangan mata karena airbag yang rusak,” ujar Burdick, dikutip dari laman News.com.au.

Kejadian yang menimpa Burdick bukan insiden satu-satunya. NHTSA telah mengkonfirmasi, sebanyak 19 orang di Amerika Serikat tewas karena airbag Takata yang rusak.

Baca juga: Buat yang Belum Tahu, Ini Fungsi AC Mobil Saat Kondisi Hujan

Selain itu, setidaknya ada 400 orang di AS yang mengalami luka-luka akibat ledakan inflator airbag merek yang sama.

Sementara itu, menurut laporan Car and Driver, setidaknya 26 orang meninggal dunia karena airbag yang meledak bukan pada waktunya. Adapun beberapa ratus orang lainnya mengalami cidera akibat inflator airbag.

Kabarnya kecelakaan itu tidak hanya terjadi di Amerika, tapi juga di Australia dan Malaysia. Menariknya, mayoritas insiden terjadi pada mobil-mobil Honda yang berusia tua.

Baca juga: Fortuner 2.800 cc Dapat Penyegaran, Harga Tembus Rp 700 Jutaan

Ilustrasi Inflator Takata.Autonews Ilustrasi Inflator Takata.

Takata, merek airbag yang bermasalah itu telah terbukti bersalah dan harus membayar denda hingga 1 miliar dolar AS dan dikenakan beberapa tuntutan hukum, karena menyembunyikan cacat berbahaya pada produknya.

BBC menyebutkan, upaya recall yang sudah berjalan sejak 2007 pun terus dilakukan sampai hari ini. Kurang lebih sampai saat ini sudah ada 100 juta kantung udara Takata yang ditarik kembali.

Bisa dibilang, recall airbag Takata menjadi penarikan terbesar dalam sejarah otomotif, karena turut melibatkan sejumlah merek ternama di dunia.

Baca juga: Tips Rem Mendadak Saat Kecepatan Tinggi untuk Pengemudi Mobil

Ilustrasi tol dalam kota.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi tol dalam kota.

Recall Airbag di Indonesia

Seperti halnya di negara lain, upaya penarikan kembali mobil-mobil ‘cacat’ juga terjadi di Tanah Air. Tercatat recall airbag sudah berjalan sejak 2019, namun sampai saat ini belum rampung.

Dari merek Toyota, hampir seluruh model rupanya masuk dalam kampanye penarikan kembali. Mulai dari Alphard, Nav1, Camry, Vios, Yaris dan Rav4.

Kampanye ini berlaku buat mobil yang bermasalah dengan inflator airbag ataupun sensor airbag. Para pemilik Toyota bisa mengetahui informasinya pada laman Special Services Campaign di situs Toyota Astra.

Baca juga: Ingat Bahaya Laten Diam di Bahu Jalan Tol

Suasana bengkel Toyota.TAM Suasana bengkel Toyota.

Tercatat kendaraan yang terlibat pada kampanye ini sebanyak 117.117 unit, dengan VIN (Vehicle Identification Number) tertentu saja.

“Kalau soal recall airbag, kami di Toyota mungkin secara besar pernah melakukan tiga kali,” ucap Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, kepada Kompas.com (30/8/2021).

“Awalnya di tahun 2015, ini melibatkan cukup luas ya unit dari tahun 2001 sampai 2016. Hingga berjalan tahun 2021 ini sudah ada sekitar 50 persen yang kami bisa tangani,” kata dia.

Baca juga: Ini Daftar Harga Mobil Toyota yang Masih Dapat Diskon PPnBM

Ilustrasi SRS AirbagIstimewa Ilustrasi SRS Airbag

Anton juga mengatakan, recall terkait inflator airbag maupun sensor airbag terjadi pada mobil-mobil tua. Sementara mobil usia muda, penarikan kembali umumnya menyangkut curtain airbag.

“Recall Curtain Airbag yang kami mulai tahun 2019, dan melibatkan mobil Rush yang umurnya masih cukup muda antara produksi 2017-2018,” ujar Anton.

“Karena rata rata masih di tangan pertama hingga saat ini kami bisa memperbaiki 90 persen dari total 60.301 unit yang diperkirakan terlibat,” tuturnya.

Baca juga: Pengemudi Bus Masih Minim Empati di Jalan Tol

Dual SRS Airbag. Toyota Astra Motor (TAM) Dual SRS Airbag.

Menurut Anton, salah satu tantangan mengundang konsumen untuk datang ke bengkel, karena mobil usia tua biasanya sudah berpindah tangan berkali-kali.

Sehingga sulit untuk menginformasikan kampanye recall ini. Padahal pemilik mobil bisa datang langsung ke diler resmi untuk memastikan apakah mobil yang dimiliki termasuk dalam penarikan kembali ini atau tidak.

Selain Toyota, Honda juga jadi salah satu merek yang secara terbuka mengumumkan recall sejak beberapa tahun yang lalu.

Baca juga: Marc Marquez Minta Maaf pada Jorge Martin, Akui Salah Kalkulasi

Ilustrasi perbaikan pada recall.PAULTAN.org Ilustrasi perbaikan pada recall.

Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor, mengatakan, ada beberapa model yang terindikasi harus mengikuti kampanye penarikan kembali.

Seperti Civic, Stream, CR-V, Accord, City, Jazz, Odyssey, Freed dan Brio yang diproduksi dari tahun 2001 sampai 2015.

“Sampai saat ini sudah mencapai 65-70 persen secara total. Tantangan saat ini lebih ke menjangkau unit-unit yang sudah berpindah tangan” ujar Billy, kepada Kompas.com (30/8/2021).

“Karena itu, selain melakukan kontak langsung kepada konsumen yang unitnya teridentifikasi, kami juga menyebarkan informasi melalui media massa dan media sosial untuk menjangkau lebih banyak konsumen,” kata Billy.

Lewat artikel ini, Kompas.com mengajak bagi para pemilik mobil yang masuk dalam seruan recall airbag, sebaiknya segera datang ke bengkel. Upaya ini perlu dilakukan, karena jangan sampai terjadi kecelakaan fatal dahulu baru kemudian ramai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com