Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Berkendara Eco Driving

Kompas.com - 31/07/2021, 10:22 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan berkendara irit, pemilik mobil tak hanya menghemat pengeluaran membeli bahan bakar, tapi juga berpartisipasi menjaga lingkungan. Pasalnya, salah satu faktor besar yang mempengaruhi gas buang kendaraan adalah cara mengemudi.

Nah, untuk itu penting pemilik mobil menerapkan teknik berkendara eco driving. Tujuan utamanya adalah mengejar efisiensi dengan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar dari kendaraan.

Tak sekadar ramah lingkungan saja, dengan berkendara eco driving, pemilik mobil punya banyak keuntungan lain. Mulai dari menghemat waktu dan biaya sampai mengurangi potensi kecelakaan.

Baca juga: Catat Syarat Berkendara di Jabodetabek Selama PPKM Level 3-4

"Teknik eco driving juga merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang usia pakai kendaraan, karena kinerjanya tidak dipaksakan," kata Hariadi Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Jumat (30/7/2021).

XL7Bank Kanchanavilai XL7

Menurut Hariadi, ada tiga faktor yang yang mempengaruhi eco driving, yakni pengemudi, kondisi mobil, serta lingkungan. Sedangkan untuk memaksimal penggunaan bahan bakar, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni ;

1. Waktu, rute dan tujuan perjalanan

Hal ini berkaitan dengan manajemen perjalanan, yakni mengkalkulasi waktu berkendara dengan memperhatikan rute agar terhindar dari kemacetan. Karena bila dihadapkan dengan kondisi jalan macet, otomatis mobil akan sering melakukan stop and go yang berpotensi membuat boros.

Tak hanya itu, dalam mengestimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih guna mengantisipasi adanya kejadian tak terduga di perjalanan.

2. Cara mengemudi

Faktor yang ini juga cukup memberikan dampak, karena mengemudi secara agresif memicu penggunaan bahan bakar lebih banyak yang berujung pada pemborosan.

Baca juga: Begini Cara Mengemudi Mobil supaya Irit Bahan Bakar

 

Dalam eco driving, guna mencapai putaran maksimum pengemudi harus kalem menekan pedal gas dan segera memindahkan tuas transmisi ke gigi lebih tinggi untuk manual.

Menurut Hariadi, idealnya pengendara menjaga putaran mesin di kisaran 2.000 sampai 3.000 rpm. Bila memindahkan lebih dari itu, maka putaran mesin menjadi terlalu tinggi sehingga bahan bakar lebih boros.

Suzuki Ertiga dan Baleno jadi mobil utama tim Merapah Trans Sumatera 2019KOMPAS.com/Kristianto Suzuki Ertiga dan Baleno jadi mobil utama tim Merapah Trans Sumatera 2019

Hariadi menjelaskan, pengemudi harus memanfaatkan momentum akselerasi saat bertemu medan tanjakan dan gunakan engine break ketika jalan menurun. Akselerasi tinggi hanya menyebabkan konsumsi bahan bakar berlebih, begitu pula ketika akan mengerem, harus memperhitungkan jarak sekitar 3 detik dengan menekan pedal secara halus disertai engine brake.

"Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 kpj untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar," kata Hariadi.

3. Bahan bakar dan ban

Hal ini juga kerap disepelekan, padahal penggunaan bahan bakar yang baik adalah yang sesuai anjuran, yakni tanpa timbal. Karena dengan demikian mampu menekan polusi dari gas buang kendaraan, sehingga ramah untuk lingkungan sekitar.

Ban mobil juga berkontribusi mendukung teknik eco driving. Hariadi mengatakan untuk memiliki ban bertipe hambatan guling atau rolling resistance yang rendah. Ban dengan tekanan angin yang kurang juga memperlambat roda bergulir, sehingga membutuhkan tenaga yang besar.

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

Baca juga: Dosa Memanaskan Mesin Mobil dalam Posisi Mager

Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah pendigin udara alias AC, pastikan penggunaanya pada suhu idel ruang kabin sekitar 20-23 derajat celcius. Jangan menggunakan suhu maksimal.

4. Perawatan kendaraan

Merawat kendaraan di bengkel resmi untuk menjaga performa mesin serta komponen lain agar tetap prima, juga diklaim berperan dalam eco driving. Selain itu, dengan melakukan perawatan berkala secara rutin dengan mengikuti ritme yang servis yang telah dijadwalkan juga berguna untuk menjaga garansi mobil.

Lebih lanjut Hariadi menjelaskan, teknis eco driving bisa mengoptimalkan efisiensi bahan bakar sehingga mengurangi tingkat polusi serta lebih ramah lingkungan.

Ilustrasi servis mobil di bengkel Suzuki.DOK. SUZUKI INDOMOBIL SALES Ilustrasi servis mobil di bengkel Suzuki.

"Gaya dan teknik yang diterapkan juga terbukti mengurangi risiko kecelakaan di jalan, untuk itu eco driving disarankan untuk dapat memaksimalkan fungsi kendaraan serta menjaga keamanan dan kenyamanan pengemudi," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau