Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tarif Angkutan Umum Ilegal Terkesan Murah?

Kompas.com - 26/07/2021, 14:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran angkutan ilegal memang sudah sejak lama di tengah masyarakat Indonesia. Apalagi pada saat PPKM seperti sekarang di mana angkutan legal dibatasi operasinya dan punya syarat perjalanan.

Selain itu, angkutan ilegal juga hadir karena banyaknya permintaan. Bahkan ada masyarakat yang merasa kalau angkutan ilegal dan legal itu sama saja, bahkan yang tidak resmi bisa lebih murah dari angkutan yang berizin.

Namun sebenarnya, ada beberapa hal yang membuat angkutan ilegal terkesan murah. Seperti yang diucapkan oleh Anthony Steven Hambali, Direktur Utama PT Sumber Alam Ekspress.

Baca juga: Bocor, Tampang Toyota Voxy Model Baru Jadi Mirip Alphard

Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, mengamankan delapan travel gelap yang membawa penumpang untuk mudik di wilayah perlintasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/5/2021).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, mengamankan delapan travel gelap yang membawa penumpang untuk mudik di wilayah perlintasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/5/2021).

“Misalnya, saya harus menyiapkan mekanik yang stand by untuk operasional. Sedangkan yang ilegal, enggak perlu ada mekanik, kalau ada apa-apa tinggal ke bengkel,” ucap Anthony dalam webinar beberapa waktu lalu.

Tidak adanya mekanik ini bisa membuat angkutan ilegal menambah servis atau mengurangi harga. Oleh karena itu, pengguna hanya melihat dari sisi murahnya saja, padahal banyak kerugian jika naik angkutan ilegal.

Baca juga: All New Yamaha R15 Tertangkap Kamera Saat Uji Jalan

“Pengguna itu tidak tahu, ketika naik angkutan ilegal, perlindungan konsumennya itu enggak ada. Misalnya di tengah jalan pengemudi minta tambah biayanya, lalu kalau diturunkan di tengah jalan bagaimana? Ini karena tidak ada tiket resmi dan pengaduannya,” kata Anthony.

Anthony mengatakan, mengedukasi soal angkutan legal dan ilegal ini sangat perlu dilakukan. Apalagi sekarang sudah memasuki zaman digital, edukasi bisa dilakukan melalui influencer dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau