Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Diparkir, Awas Ruang Mesin Mobil Jadi Sarang Tikus

Kompas.com - 04/07/2021, 09:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan baru tentang Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarat (PPKM) Darurat akan diberlakukan mulai 3-20 Juli 2021.

Dalam aturan tersebut ada beberapa poin yang menyebutkan pembatasan mobilitas masyarakat, salah satunya adalah kebijakan perusahaan untuk memberlakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH) selama dua pekan ke depan.

Dengan begitu, mobil bisa saja akan lama berada di garasi karena tidak akan digunakan dalam waktu yang cukup lama.

Kondisi ini berpotensi membuat tikus bersarang di bagian ruang mesinnya. Terlebih lagi jika jarang dicuci dan terparkir di luar, dekat dengan selokan atau tempat sampah.

Baca juga: Daftar Mobil yang Dapat Perpanjangan Diskon PPnBM 0 Persen sampai Agustus 2021

Tikus bisa menjadi sangat berbahaya jika mulai masuk ke ruang mesin. Sebab, hewan tersebut memiliki kebiasaan menggerogoti kabel-kabel.

Tak hanya dapat merusak beberapa komponen, akan sangat berbahaya jika kabel yang putus dan tidak terdeteksi bisa menyebabkan korsleting. Bukan tidak mungkin kejadian ini juga bisa berakibat fatal hingga terjadinya kebakaran.

Dealer Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi mengatakan, masuknya tikus ke ruang mesin memang sulit dihindari.

Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengusir tikus agar tidak lagi masuk ke ruang mesin atau bahkan ke kabin.

Kondisi kabel mobil yang putus karena digigit tikus. Kejadian ini sering terjadi lantaran tikus menjadikan ruang mesin mobil sebagai sarangnya.Ari Purnomo Kondisi kabel mobil yang putus karena digigit tikus. Kejadian ini sering terjadi lantaran tikus menjadikan ruang mesin mobil sebagai sarangnya.

Bersihkan jejak tikus

Seperti diketahui, tikus selalu meninggalkan jejak di tempat yang pernah disinggahi. Jejak ini juga untuk menandai wilayahnya, misalkan dengan kotoran maupun bau kencingnya.

Jika bekas tikus sudah menempel di tempat yang pernah didatangi, bukan tidak mungkin akan bisa mengundang lebih banyak tikus untuk datang ke tempat tersebut.

Untuk itu, membersihkan jejak tikus menjadi langkah penting untuk mencegah tikus datang kembali.

“Pertama bisa dengan membersihkan jejak-jejaknya di tempat yang pernah didatangi. Jejak itu misalkan, jejak kaki, kotorannya, atau pun sampah yang dibawanya,” kata Didi kepada Kompas.com belum lama ini.

Ruang mesin Renault KigerZIGWHEELS.com Ruang mesin Renault Kiger

Gunakan kapur barus

Langkah yang kedua untuk mencegah tikus datang kembali adalah dengan menggunakan kapur barus.

Pengharum lemari ini juga bisa digunakan untuk mengusir tikus yang ingin datang kembali ke tempat yang pernah disinggahinya.

Kapur barus bisa ditaburkan atau digantung di lokasi yang pernah didatanginya. Bau wangi dari kapur barus dipercaya mampu membuat tikus tidak nyaman saat berada di tempat tersebut.

“Untuk mencegah tikus datang bisa juga dengan menggunakan kapur barus untuk mencegahnya. Kapur barus bisa diletakkan di tempat-tempat yang pernah didatangi tapi jauhkan dari manipol,” ucapnya.

Baca juga: Simak Ini Tips Agar Menang Lelang Mobil dari Pemerintah

Gunakan wewangian

Cara yang ketiga adalah dengan menggunakan pengharum atau wewangian. Didi mengatakan, bahwa bau yang ditimbulkan dari wewangian bisa membuat tikus enggan untuk datang.

“Tikus tidak suka dengan bau wewangian, jadi bisa menempatkan wewangian di bagian ruang mesin atau tempat lain di mana tikus pernah datang,” kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau