Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Vespa Matik Balap Liar, Ingat Jalan Raya Bukan Sirkuit

Kompas.com - 30/06/2021, 17:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral memperlihatkan balapan liar dua Vespa matik di jalan raya. Balapan ilegal itu bahkan menutup badan jalan dan membuat arus lalu-lintas tersendat.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, tindakan pebalap liar dalam video tersebut adalah perilaku tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Cara Pilih Busi yang Benar untuk Sepeda Motor

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by JAKARTA KERAS (@jakarta.keras)

 

"Menang juga tidak akan mendapat penghargaaan tapi malah sumpah serapah dari pemakai jalan. Beda dengan di sirkuit, (orang) justru mendoakan pebalap sukses, selamat tidak crash," katanya kepada Kompas.com, Rabu (30/6/2021).

Jusri mengatakan, balap liar di jalan raya apalagi jalanan tersebut ramai oleh kendaraan adalah tindakan berbahaya.

"Kalau memang hobi lakukan di tempat tertutup seperti di sirkuit. Jangan di ruang publik dan jalan raya," katanya.

Aksi balap liar terjadi di Jalan Tentara Pelajar tepatnya sebelum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tentara Pelajar, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (11/6/2021) sekitar pukul 01.30 WIB.Dok. Istimewa Aksi balap liar terjadi di Jalan Tentara Pelajar tepatnya sebelum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tentara Pelajar, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (11/6/2021) sekitar pukul 01.30 WIB.

"Dari sisi keselamatan ini adalah sebuah perilaku tidak aman/bodoh/tidak bertanggung jawab sama sekali. Karena membahayakan diri mereka, serta dapat merusak tatanan hidup keluarga mereka dan orang lain," katanya.

Baca juga: Pada Tuas Transmisi Mobil Matik Ada Tombol Overdrive, Apa Fungsinya?

Untuk itu, kata Jusri harus ada tindakan hukum yang keras agar kejadian tersebut tidak terulang. Hal ini melibatkan banyak pihak tidak cuma penegak hukum atau polisi saja.

"Dari perpeksif hukum harus ada tindakan. Pasti ada CCTV supaya memberikan dari sanksi-sanksi tegas, jangan dilepas biar ada efek jera," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau