Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejadian Lagi Truk ODOL Terguling, Dilema Pengemudi

Kompas.com - 14/06/2021, 18:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah video truk terguling diunggah oleh akun Street Manners Indonesia di Instagram. Menurut keterangan pada video tersebut, kejadian truk terguling ini berlokasi di Tugu Wates.

Dalam video singkat tersebut, terlihat sebuah truk yang membawa beban berlebih dan ditumpuk ke atas. Sudah tentu membawa beban seperti ini bisa disebut dengan Over Dimension dan Over Loading (ODOL).

Ketika truk berhenti, perlahan beban di belakangnya menarik truk ke sisi kiri dan akhirnya terguling.

Tidak ada informasi apakah ada korban jiwa, namun tentunya pemilik usaha merugi karena barang tidak terkirim dan unitnya bisa rusak.

Baca juga: Relaksasi PPnBM 0 Persen Ada Lagi, Kapan Mobil Toyota Turun Harga

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by streetmannersindonesia (@streetmannersindonesia)

 

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, truk yang over loading, lebih mudah kehilangan keseimbangannya. Apalagi jika ditumpuk sangat tinggi.

“Jika muatannya tinggi, titik berat tersebut sudah berubah ke atas, ini yang membuat truk mudah oleng. Semakin tinggi dimensi muatan truk, semakin mudah menangkap angin samping, jadi gampang terbalik,” kata Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

Namun jika diperhatikan, kejadian truk ODOL dan terguling sepertinya sering terjadi di Indonesia. Apakah sebenarnya pengemudi atau pengusaha truk tidak mengetahui efek dari truk ODOL, misalnya seperti mudah terguling.

Baca juga: Lebih Murah dari Versi Turbo, Daihatsu Rocky 1.2L Sudah Bisa Dipesan

Sony mengatakan, faktor risiko di jalan itu tinggi, sebelum berada di jalan, pengemudi harus paham apa saja risiko bahayanya. Jika melihat dari kejadian truk ODOL, pengemudi truk nampaknya tidak punya pilihan lain selain harus berangkat walau ODOL.

“Rata-rata mereka (pengemudi) takut menolak yang bisa berujung pemecatan oelh bosnya. Sehingga mereka lebih memilih mengemudi dengan risiko tinggi yang tidak pernah mereka hitung dengan cermat,” ucap Sony.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com