Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Ngeblong Seruduk Motor dan Mobil di Persimpangan

Kompas.com - 11/06/2021, 10:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian rem blong marak terjadi pada kendaraan berat seperti truk dan bus.

Kurangnya perawatan hingga beban yang melebihi batas maksimal disinyalir menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya kinerja pengereman.

Seperti video yang diunggah oleh akun instagram @dashcam_owner_indonesia, Kamis (10/6/2021).

Dalam rekaman berdurasi 26 detik itu terlihat beberapa pengendara sepeda motor dan pengemudi mobil yang tengah antre menunggu giliran jalan di persimpangan.

Baca juga: Galang Hendra Target Raih Poin di WSSP600 Misano

Namun, selang beberapa detik kemudian terlihat sebuah truk dengan muatan berlebih melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi hingga menabrak beberapa pengemudi mobil dan pengendara motor yang berada di depannya. Kecelakaan tabrak belakang oleh truk kembali terjadi, tapi kali ini di jalan raya bukan tol.

Terkait hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, tidak jarang kecelakaan truk atau bus yang terjadi akibat rem blong.

“Hal ini bisa diantisipasi dengan cara memahami dasar dari mengemudi, bahwa keselamatan adalah tanggung jawab nomor satu,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/6/2021).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Sony mengatakan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

Salah satu yang penting untuk diperhatikan adalah sektor rem, karena sebagai tumpuan untuk mengurangi kecepatan dan kerjanya sangat berat, tidak hanya membawa beban badan yang berat tapi jumlah muatannya.

“Jangan ragu untuk mengambil sikap tegas apabila ada yg ganjil (bau sangit, rem keras, minyak rem berkurang, dan lain-lain). Segera berhenti untuk diperiksa atau berujung kecelakaan,” kata dia.

Baca juga: Kecelakaan Tabrak Belakang Truk Sering Terjadi di Jalan Tol

Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menambahkan, perlambatan yang dilakukan, baik pakai rem kaki, engine brake atau rem angin (service brake) tidak akan mampu memberhentikan secara maksimal jika truk tersebut Over Dimension and Overload (ODOL).

“Contohnya, truk dengan tonase 11 ton dalam kecepatan 30 kpj, dengan spekulasi rem bagus, aspal bagus, pengemudi bagus, ban bagus, ketika di rem kuat-kuat truk baru berhenti 75 meter,” ucap Jusri.

Ilustrasi truk ODOL di jalan tol. KOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi truk ODOL di jalan tol.

Jadi bisa dibayangkan, jika kendaraan kita baik itu mobil atau motor berada di depan truk ODOL. Bukan tidak mungkin akan terjadi diseruduk dari belakang, jika ada keadaan darurat yang memaksa mesti berhenti mendadak.

“Kalau truk over dimension, ruang gerak pengemudi truk juga terbatas, dia tidak akan dinamis. Rem akan mengalami penyusutan karena panas. Lama-lama bisa blong,” kata dia.

Baca juga: Penjualan Mobil Bergerak Positif, Target Tahunan Bisa Tercapai

Kejadian truk menabrak kendaraan karena diduga rem blong semakin banyak. Namun, Jusri mengatakan. bisa saja yang terjadi bukan karena remblong, sebab pabrikan truk pasti sudah memperhitungkan kemampuan rem.

“Tetapi karena truk tidak bisa melakukan perlambatan akibat daya dorong muatan. Karena banyak pengemudi truk yang memang sering abai mengenai keselamatan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau