BANDUNG, KOMPAS.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memuji inovasi Smart Moda Transportasi (SmartMT) yang berkelanjutan dari Pertamina Patra Niaga.
Inovasi ini menyempurnakan sistem keamanan dan keselamatan transportasi angkutan distribusi bahan bakar minyak (Safety and Security Fleet Management). Ada sepuluh unit mobil tangki SmartMT yang menjadi proyek percontohan di Fuel Terminal Ujung Berung.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, awalnya KNKT melakukan investigasi pada truk Pertamina yang terbakar tahun 2017 karena tromol yang mengunci terus menerus. Oleh karena itu ban mengalami pirolisis hingga terjadi insiden api.
Baca juga: Biaya dan Syarat Perpanjang SIM A dan C per Juni 2021
“Itu kejadian tahun 2017. Lalu mereka mengembangkan ini (SmartMT). Jadi ini inisiatif dan kepedulian Perwira Pertamina Patra Niaga," katanya dalam pernyataan tertulis, Jumat (11/6/2021).
SmartMT diciptakan memang tidak lepas dari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas mobil tangki dikarenakan kelelahan saat mengemudi, kegagalan sistem pengereman, tekanan angin pada ban, jarak aman berkendara, perawatan mobil tangki.
Keandalan performansi mobil tangki (overheat pada tromol), peningkatan keamanan produk BBM, optimalisasi konsumsi BBM, masih rendahnya tingkat kepuasan dan keluhan pelanggan, dan dampak finansial akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut Isabella Hutahean, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading, SmartMT adalah inovasi digitalisasi pada moda transportasi darat, khususnya mobil tangki guna meningkatkan standar keselamatan dan keamanan. Inovasi ini diinisiasi dan diujicoba sejak 2018.
Baca juga: Berapa Biaya Bikin SIM CI dan CII?
Semula dengan tiga fitur yakni tromol sensor, elektronik data recorder, safety voice induction yang diujikan di Fuel Terminal Jakarta Group. Kemudian SmartMT saat ini sudah terintegrasi dengan sistem yang sudah ada (TAS-NewIFMS/SIOD, ODI, GPS Fleetsight, CCTV kabin mobil tangki).
“Kedepan juga akan integrasi dengan Digitalisasi SPBU, serta pendukung terkait lainnya di lingkungan Pertamina untuk meningkatkan implementasi HSSE (Health, Safety, Security and Environment) dan efisiensi biaya operasional untuk meningkatkan kepuasan pelanggan," kata Isabella.
Beberapa tahun belakangan, Pertamina Patra Niaga kesulitan dalam memantau kondisi pada sistem pengereman mobil tangki yang beroperasi. Potensi terjadinya kecelakaan masih cukup besar sehingga digitalisasi mobil tangki menjadi kunci.
SmartMT terbaru untuk mobil tangki memiliki 15 fitur, antara lain untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, monitoring kondisi pengemudi (fatigue), monitoring losses produk yang diangkut, tracking posisi, pengemudi sesuai mobil tangki yang dikendarai, dan lain-lain.
"Namanya manusia, sopir bisa saja capek lalu ada kecelakaan. Tapi dengan adanya SmartMT ini bisa dideteksi dan bahkan ke depan bisa di-upgrade lagi, bisa mengecek detak jantung," kata Isabella.
Pengembangan teknologi SmartMT ini menggunakan sensor-sensor sebagai pengindera kondisi mobil tangki yang akan diolah secara terpusat oleh microcontroller.
Data yang telah diolah akan diubah menjadi informasi yang mudah dipahami oleh awak mobil tangki, sehingga jika terjadi anomali pada mobil tangki dapat segera ditangani.
"Ini bisa mengurangi kecelakaan. Selain meningkatkan efisiensi, biaya juga berkurang. Tak kalah pentingnya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), material dalam negeri, alat kerja dalam negeri, pekerjanya pun dalam negeri," kata Isabella.
Selama enam bulan ke depan akan dilakukan evaluasi terhadap program SmartMT ini. Apakah ada pengembangan yang bisa didapatkan. Rencananya sebagai awal ada 220 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang akan menggunakan SmartMT ini.
Saat ini beberapa fitur dari SmartMT sudah menerima sertifikat paten, namun Isabella mengingatkan agar inovasi lainnya pada SmartMT harus dipatenkan juga. Inovasi ini bukan hanya untuk Pertamina Group, yapi juga buat bangsa.
" Dengan SmartMT ini, banyak hal bisa dilakukan seperti mengurangi kecelakaan, efisiensi, mencegah fraud, TKDN. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih mengutamakan HSSE. Ke depan ini bisa dikomersialkan, bisa kita jual ke perusahaan-perusahaan di Asia. Sekarang masih digarap internal," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.