Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kuat Nanjak, Truk Mundur hingga Nyaris Tabrak Pengendara Lain

Kompas.com - 10/06/2021, 16:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akibat tidak kuat nanjak, sebuah truk kayu nyaris tabrak pengendara lain di Lingkar Selatan tanjakan Gentong, Kabupaten Tasikmalaya.

Kejadian tersebut diunggah oleh akun instagram @dashcamindoensia pada Kamis (10/6/2021). Peristiwa itu berlangsung ketika truk yang tengah membawa kayu diduga kelebihan beban sehingga sulit melewati tanjakan.

Dalam video tersebut terlihat seorang kernet yang berusaha turun dan berusaha untuk mengganjal truk tersebut, namun sia-sia. Alhasil truk tersebut berjalan mundur hingga menabrak sebuah tebing.

Baca juga: Berapa Biaya Bikin SIM CI dan CII?

Kejadian mengerikan tersebut tentu menjadi momok bagi sopir truk dan pengemudi lain yang berkendara di sekitar truk.

Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia Prasetyo Adi Yudho mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan truk mundur tidak terkendali.

“Pertama beban kendaraan, jika overloading, membuat kapasitas rem tidak mampu menahan beban. Kedua, bisa dilihat apa mesin truk mati saat menanjak,” ucap Prasetyo belum lama ini kepada Kompas.com.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

Prasetyo melanjutkan, apabila mesin mati, maka tidak ada udara yang dihasilkan, sehingga bila direm terus menerus, udara akan habis dan unit tidak bisa direm.

“Selanjutnya yaitu bisa terjadi karena minyak rem yang bocorm jadi tidak berfungsi. Terakhir, rem parkir tidak berfungsi atau sopir tidak menarik rem parkir saat tidak sanggup menanjak,” kata dia.

Baca juga: Ducati Rilis Diavel Black and Steel

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, setiap pengguna jalan harus menjaga jarak jika ada truk di depannya. Jarak ideal yang aman ini berbeda-beda, tergantung dari beberapa hal.

“Pertama bisa dilihat dari kondisi jalan. Apabila tanjakan lurus, artinya mobil dibelakangnya harus menunggu dan berhenti di ujung jalan yang flat atau datar. Mengapa? karena dengan jalan yang datar melakukan antisipasi escaping lebih mudah,” ujar Sony.

Sony melanjutnya, pengemudi mobil sebaiknya juga melihat kemampuan truk yang berada di depannya. Apakah truk itu terawat, overload, bagaimana kemampuan menanjaknya dan gerakannya.

Truk berat masih beroperasi pada hari H larangan beroperasi, yakni selama larangan mudik 6-17 Mei 2021, Kamis (6/5/2021). KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Truk berat masih beroperasi pada hari H larangan beroperasi, yakni selama larangan mudik 6-17 Mei 2021, Kamis (6/5/2021).

“Kalau satu dari empat hal itu tersebut terjadi, segera bersiap-siap untuk berhenti. Ketika ragu dan berhenti segera cari alternatif spot atau area untuk menghindar apabila truk tersebut gagal menanjak,” kata dia.

Sony mengingatkan, saat ditanjakan dan berada di belakang truk resiko bahayanya sangat besar. Jadi, sebaiknya pengemudi mobil di belakangnya segera mengambil jarak selebar-lebarnya.

“Asumsinya setelah truk tersebut mencapai top table-nya itu yang aman,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau