Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Irit, Mobil Listrik Murni atau PHEV?

Kompas.com - 31/05/2021, 18:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini mobil listrik yang dijual massal terbagi dalam beberapa jenis, mulai dari hybrid, plug-in hybrid (PHEV), dan listrik murni (BEV).

Pabrikan otomotif dunia pun mulai meluncurkan produk andalannya masing-masing. Hyundai misalnya langsung terjun ke BEV. Sementara Toyota punya hybrid dan PHEV. Lantas, lebih irit mana BEV atau PHEV?

Muhammad Nur Yuniarto, Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), mengatakan, secara teori BEV lebih efisien dibandingkan PHEV.

Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2021 Usai GP Italia, Quartararo Tetap di Puncak

Review Hyundai Kona Electric. SUV berpenggerak listrik dari Hyundai dengan banderol Rp 600 juta-anKOMPAS.COM / SETYO ADI Review Hyundai Kona Electric. SUV berpenggerak listrik dari Hyundai dengan banderol Rp 600 juta-an

“Karena dari listrik langsung dikonversi ke tenaga gerak,” ujar Nur, dalam webinar yang disiarkan Youtube LBMM ITS (29/5/2021).

Nur juga menambahkan, mesin hybrid yang menggabungkan mesin bakar internal dengan motor listrik akan mengikuti hukum termodinamika.

Berbeda dengan BEV yang langsung mengalirkan daya dari baterai ke motor listrik, dan berubah jadi tenaga gerak. Di mana tidak ada perpindahan energi yang disebabkan perubahan suhu.

Baca juga: Ini Cara Cek Besaran Pajak Kendaraan Secara Online

Toyota Prius PHEV Kompas.com Otomotif Challenge (KOC)KOMPAS.com Toyota Prius PHEV Kompas.com Otomotif Challenge (KOC)

“Kalau di situ ada hybrid-nya, dengan menggunakan mesin, efisiensi mesin bakar secara teori hanya 25 persen, 75 persen dibuang menjadi panas,” ucap Nur yang berprofesi sebagai dosen dan peneliti ITS.

“Sehingga kalau ada mesinnya, pasti efisiensi turun. Jadi yang paling efisien adalah BEV. Makanya kita lakukan riset di BEV, kita enggak mau ke PHEV, tidak mau ke extended range, karena di situ masih menggunakan bahan bakar minyak,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau