JAKARTA, KOMPAS.com – Berbeda dengan kendaraan konvensional yang mengusung mesin bakar internal, memiliki kendaraan listrik butuh adaptasi baru.
Muhammad Nur Yuniarto, Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), mengatakan, agar kendaraan listrik awet pemiliknya harus mengubah kebiasaan seperti yang dilakukan pada kendaraan konvensional.
Salah satunya kebiasaan mengisi bahan bakar ketika kondisinya sudah sangat menipis. Nur mengatakan, kebiasaan seperti itu tentu tidak bisa diterapkan pada kendaraan listrik.
Baca juga: Kesalahan Pengendara Mobil Matik di Jalan Menanjak
“Kalau kita menggunakan persis seperti kita menggunakan kendaraan konvensional, akan bermasalah,” ujar Nur, dalam webinar yang disiarkan Youtube LBMM ITS (29/5/2021).
“Tapi kalau kita gunakan kendaraan listrik persis seperti Anda gunakan smartphone, enggak akan bermasalah,” kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen dan peneliti ITS ini.
Nur juga mengatakan, baterai kendaraan listrik sudah menggunakan teknologi memory less. Fungsinya agar baterai bisa diisi ulang kapanpun tanpa perlu menunggu sampai habis.
Baca juga: Nyicil Beli Ban Mobil, Dahulukan buat Ban Belakang
“Jadi kalau baterainya mau habis, dicas dulu, baru jalan. Ngecasnya enggak perlu nunggu habis. Misal jalan 10 menit keluar rumah, pulang dicas lagi, sebentar dicas sudah penuh,” ucap Nur.
Ia menambahkan, perawatan baterai jadi salah satu kunci agar kendaraan listrik bisa awet. Selebihnya, kendaraan listrik terbilang minim perawatan.
Seperti diketahui, kendaraan listrik tidak butuh servis motor listrik, pegontrol, dan sebagainya. Dengan kata lain, perawatan berkala seperti yang dilakukan pada kendaraan konvensional, tidak dilakukan pada kendaraan listrik.
Baca juga: Hasil MotoGP Italia - Quartararo Sempurna, Ducati Merana
“Perawatan hanya baterai, bagaimana men-treatment baterai kita, misal tidak boleh dijemur di tempat yang panas, harus selalu terisi baterainya dan tidak boleh di bawah 10 persen atau 30 persen misalnya,” kata Nur.
“Karena baterai memiliki self discharge, kalau tidak dipakai didiamkan saja, lama-lama akan habis sendiri. Dan kalau sudah sampai ke 0 persen habisnya, baterai ini harus segera di-repair karena kemungkinan besar akan ada beberapa sel yang rusak,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.