Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Isi BBM Eceran Bisa Berdampak Buruk pada Mesin Kendaraan?

Kompas.com - 01/05/2021, 16:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam keadaan darurat, tidak jarang pemilik mobil yang membeli bensin eceran di pinggir jalan. Biasanya penjual menggunakan botol satu liter atau pompa manual.

Jika dilihat secara kasat mata, warna bensin eceran memang tidak berbeda dengan yang dijual di SPBU. Namun, apakah ada dampak dari penggunaan bensin ecaran tersebut?

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, mobil yang menggunakan mesin eceran sebetulnya tidak masalah selama oktannya sesuai dengan spesifikasi mesinnya.

Mobil dengan bahan bakar bensin sekarang biasanya memakai tekanan kompresi yang tinggi. Jadi butuh bensin dengan angka oktan yang tinggi agar tenaga maksimal serta iri bahan bakar,” kata Suparna saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Deretan Mobil Bekas yang Harganya Stabil di Tengah Pandemi

Menurut Suparna, selama menggunakan bensin eceran dan saat diecer tidak mengalami penurunan kualitas serta angka oktanya sesuai maka tidak masalah.

“Namun ketika beli bensin eceran, belum tentu kualitasnya tetap terjaga sejak awal dibeli oleh penjualnnya,” ucap Suparna.

Bensin eceran yang dijual di sepanjang jalan Eltari Kefamenanu dijual per botolnya Rp 10.000 sejak Agustus 2014 laluKompas.com/Sigiranus Marutho Bere Bensin eceran yang dijual di sepanjang jalan Eltari Kefamenanu dijual per botolnya Rp 10.000 sejak Agustus 2014 lalu

Suparna menjelaskan, jika bensin eceran mengalami penurunan kualitas karena terkontaminasi dengan bahan lain seperti minyak tertentu, air, dan lain-lain dengan sengaja atau tidak. Maka angka oktannya bisa turun.

Baca juga: Sore Ini Bogor Kembali Terapkan Ganjil Genap, Ini Lokasinya

Akibatnya, tenaga mesin menjadi kurang maksimal karena mesin menyetel timing pengapian lebih mundur untuk mencegah mesin ngelitik. Tetapi, jika tetap mengelitik, berarti kadar oktan dari bensin tersebut terlalu rendah.

“Dampaknya selain tenaga turun, juga menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com