Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Terus Memperluas Layanan Angkutan Massal Berbasis BTS

Kompas.com - 29/04/2021, 04:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya daerah di Indonesia yang belum memaksimalkan angkutan massal berbasis jalan, mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menindaklanjuti program pembelian layanan atau buy the service (BTS).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan, pihaknya bakal mengembangkan angkutan massal dengan skema BTS yang memenuhi aspek kenyamanan, keamanan, keselamatan, keterjangkauan dan kesehatan.

"Dan kita lakukan dengan program BTS. Dalam skala nasional masih embrio tapi kami harapkan ini bisa berkelanjutan dan massal dan kehadiran bus yang aman dan nyaman yang kami utamakan," ucap Budi, dalam webinar yang disiarkan Youtube BPTJ 151, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Bocoran Mesin 1.200 cc Toyota Raize, Tenaga dan Torsi Lebih Besar

Layanan Buy the Service di BaliDjoko Setijowarno Layanan Buy the Service di Bali

Dari sisi ekonomi, skema BTS akan menawarkan tarif transportasi umum yang lebih murah. Selain itu, juga akan memberikan manfaat berkaitan dengan pengurangan kemacetan dan polusi udara.

Budi juga mengatakan, sekarang program BTS ini sudah dijalankan di beberapa kota dan mendapatkan tanggapan antusias di Medan, Palembang, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar.

Menurutnya, program ini sudah melayani lebih dari 1,5 juta perjalanan masyarakat. Meskipun memang sejak 2 Desember 2020 masih dibatasi kapasitasnya hingga 50 persen.

Baca juga: Komponen Ini Wajib Dicek Saat Membeli Mobil Bekas

Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Selasa (17/3/2020). PT Transjakarta akan menambah rute perjalanan menjadi 123 rute dan menambah jam operasional, hal ini untuk mengurangi antrean panjang yang terjadi di beberapa halte pada Senin (16/3/2020) kemarin.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Selasa (17/3/2020). PT Transjakarta akan menambah rute perjalanan menjadi 123 rute dan menambah jam operasional, hal ini untuk mengurangi antrean panjang yang terjadi di beberapa halte pada Senin (16/3/2020) kemarin.

Saat ini pun pergerakan masyarakat di Jabodetabek telah mencapai 88 juta per hari sehingga perlu dilakukan upaya pergeseran dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.

"Kita melihat Bogor akan menjadi percobaan berikutnya. Saya harapkan walikota memang sudah meminta lama Insyaallah kita bisa jalankan. Didukung juga oleh pengamat berikan catatan karena tidak mudah dan pemetaan ini memang harus detil," kata Budi.

Selain Bogor, ke depan, pengembangan transportasi massal berbasis BTS rencananya bakal diterapkan juga di kota lain di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau