Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Tak Sama, Ini Ragam Tranmsisi Matik pada Mobil

Kompas.com - 17/01/2021, 13:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua produsen mobil sudah dilengkapi dengan pilihan transmisi otomatis atau matik. Namun, berbeda dengan sepeda motor, di mobil ada banyak jenisnya.

Pemilik bengkel spesialis Worner Matic Hermas Efendi Prabowo mengatakan, pada umumnya mobil-mobil di Indonesia memiliki empat jenis transmisi matik yang dikenal.

Keempat transmisi tersebut, yakni transmisi AT konvensional atau Hydraulic Automatic Transmission, Continous Variable Transmission (CVT), Dual Clutch Transmission (DCT) dan Automated Manual Transmission (AMT).

Baca juga: Zaman Sekarang TV di Bus Hanya Sebagai Pelengkap

“Sebetulnya ada beberapa, tapi keempat itu yang paling umum digunakan sejumlah merek mobil yang ada di Indonesia. Pada dasarnya semua itu otomatis cuma teknis kerja dan teknologinya saja yang membedakan,” ujar Hermas, saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

1. AT (Hydraulic Automatic Transmission)

Tuas transmisi otomatik.KompasOtomotif-Donny Apriliananda Tuas transmisi otomatik.

Hermas menjelaskan, untuk transmisi matik konvensional atau AT, cara kerjanya menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft.

Menurutnya, jenis transmisi ini yang paling umum digunakan. Salah satunya seperti pada MPV sejuta umat, yakni Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.

2. Continuous Variable Transmission (CVT)

Ilustrasi mekanisme CVTwww.aamco.com Ilustrasi mekanisme CVT

Sementara jenis transmisi CVT, proses perpindahan tersebut dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil, lalu disambungkan dengan belt atau sabuk baja.

Transmisi CVT memiliki kelebihan dibandingkan AT, yakni perpindahan yang smooth tanpa entakan.

Selain itu, karena rasio transmisi terus berubah, CVT mampu menyesuaikan agar kerja mesin menjadi lebih sigap dan ringan. Untuk itu, CVT diklaim lebih baik dalam efesiensi bahan bakar.

Pada umumunya, mobil dengan transmisi CVT memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan matik konvensional. Transmisi CVT bisa ditemukan pada mobil-mobil, seperti Toyota Yaris, Honda Brio, Honda Jazz, dan lain sebagainya.

Baca juga: Mengenal Power Steering yang Bikin Mudah Mobil Bermanuver

3. Dual Clutch Transmission (DCT)

Ilustrasi transmisi dual clutchDaimler AG, press department Ilustrasi transmisi dual clutch

Transmisi DCT merupakan transmisi manual yang mekanis kerja pedal koplingnya diganti menjadi otomatis. DCT juga bisa dibilang transmisi manual yang diotomatiskan.

Jadi, DCT bekerja dengan menggunakan dua buah kopling ganda yang dikendalikan oleh komputer. Kopling ganda itu berfungsi atas gigi transmisi yang berbeda, yakni genap dan ganjil.

"Sebenarnya semua jenis transmisi matik saat ini sudah diatur melakui sistem komputerisasi, dengan demikian tiap perpindahan gigi itu sudah ada ritmennya. Sistem akan membaca kebutuhan pengendara, sehingga memang hasil tiap perpindahannya lebih persisi," ujar Hermas.

4. Automated Manual Transmission (AMT)

Tuas Transmisi Suzuki IgnisAditya Maulana - Otomania Tuas Transmisi Suzuki Ignis
Transmisi AMT sebenarnya manual dan matik yang kerja dari manualnya telah dikendalikan secara otomatis melalui akuator.

Tak banyak merek mobil yang menggunakan jenis transmisi ini. Sebab, banyak penggunanya merasa tidak nyaman akibat adanya entakan yang cukup terasa ketika menggunakannya.

Salah satu mobil yang sampai saat ini masih mengaplikasi ini adalah Suzuki Ignis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com