Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan, Pahami Teknik Pengereman Sepeda Motor di Trek Basah

Kompas.com - 08/01/2021, 13:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim hujan yang mengguyur daerah Jakarta dan sekitarnya belakangan ini membuat pengguna kendaraan harus lebih waspada. Pasalnya, berkendara di tengah hujan memiliki perbedaan dibandingkan saat kemarau.

Kondisi tersebut harusnya tidak menganggu aktivitas, namun butuh penyesuaian pengendara sepeda motor ketika melintasi jalan basah, terutama cara mengerem.

Baca juga: Trabaz Indonesia Gelar Touring Wisata Akhir Tahun

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, ketika jalan basah usahakan mengerem dengan lembut dan gunakan kedua tangan (rem depan dan belakang).

Menarik tuas rem secara mengehentak dan tiba-tiba harus dihindari agar ban tidak slip.

“Selain itu, gunakan kedua rem, depan dan belakang dengan porsi penekan tuas disesuaikan,” ucap Marcell beberapa waktu lalu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).

Mengerem sepeda motor ada teorinya.mpm-motor.co.id Mengerem sepeda motor ada teorinya.

Menggunakan kedua rem dapat membantu penghentian putaran roda menjadi lebih baik. Usahakan, pembagian kekuatan pengereman terjaga, antara rem depan dan belakang, sehingga keseimbangan tetap terjaga.

Selain itu, kata Marcell, kondisi jalan yang basah juga mengharuskan pengendara lebih menjaga jarak dengan pengendara di depannya.

Kondisi aspal yang licin karena basah, membuat jarak pengereman lebih jauh ketimbang posisi kering.

Baca juga: Pandemi Jadi Waktu Orang Salurkan Hobi Modifikasi Mobil

Jarak yang cukup juga menciptakan momentum buat pengendara untuk menghindar, bermanuver sesuai kebutuhan dan situasi yang terjadi.

Teknik mengerem tersebut tidak terlepas dari jenis motor. Pada dasarnya motor matik dan manual memiliki teknik yang sama. Hanya saja pada motor manual bisa dibantu dengan engine break ketika mengerem.

“Untuk motor manual atau kopling kita masih bisa deselerasi memanfaatkan penurunan transmisi, sehingga ada engine break,” kata Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau