JAKARTA, KOMPAS.com - PT Nissan Motor Indonesia mengungkapkan setidaknya terdapat empat tantangan dalam memasarkan kendaraan bermotor roda empat listrik di Indonesia saat ini.
Dikatakan Deputy Director External and Goverment Affairs Nissan Motor Indonesia Coki Panjaitan, hambatan pertama ialah harga jual yang masih tinggi yaitu berada di kisaran Rp 450 juta sampai Rp 1,4 miliar.
Padahal, pembeli mobil terbanyak di tanah Air berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ialah menengah ke bawah dengan kisaran harga Rp 150 juta sampai Rp 300 juta.
Baca juga: BMW Siapkan Mobil Listrik Murni iX1, Calon Pesaing Lexus UX 300e
"Oleh karena itu, Pemerintah Pusat maupun Daerah harus bersama-sama memberikan insentif mulai dari diskon PPnBM dan PPN sampai diskon non fiskal seperti yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta serta Bali," katanya, Senin (7/12/2020).
Kedua, Coki menyebut masih banyak calon konsumen yang menanyakan keandalan dan keamanan baterai mobil listrik dalam kondisi banjir atau jika melalui jalanan yang bisa mengguncang cukup parah.
"Ketiga, dari sisi jarak tempuh mobil listrik itu sendiri masih banyak yang mempertanyakan. Padahal survei kami menunjukkan, sekitar 70 persen masyarakat pengguna kendaraan itu mengendarai mobilnya sekitar 50 kilometer sehari," ucap Coki.
"Sementara teknologi baterai mobil listrik rata-rata bisa menempuh sampai 320 kilometer dalam sekali isi. Jadi dalam 5-6 hari baru perlu di charge lagi," lanjutnya.
Baca juga: Tarif Isi Daya Kendaraan Listrik di Indonesia Diklaim Murah
Keempat, Kementerian Perindustrian mewajibkan industri otomotif yang ingin memasarkan mobil listriknya di Indonesia untuk memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 2023 sebesar 35 persen. Setelah itu, TKDN mobil listrik akan naik menjadi 40 persen.
"Terkait syarat tingkat TKDN tertentu itu, kami justru melihatnya dengan semakin banyak kendaraan listrik di jalan maka bisa memberikan banyak opsi ke masyarakat karena akan ada banyak pilihan harga yang dipilih. Kalau bisa hal tersebut jadi perhatian pemerintah juga," kata Coki.
Sebagaimana diketahui, Nissan telah memperkenalkan kendaraan listrik di Indonesia melalui Kicks e-Power pada September 2020 lalu dengan banderol Rp 449 juta.
Langkah ini diambil seiring dengan dukungan pabrikan terhadap rencana pemerintah untuk mempercepat era elektrifikasi kendaraan bermotor dan menghadirkan solusi dalam mengurangi polusi udara dan suara di kota-kota besar.
Baca juga: Kenali Tipe dan Perbedaan Pelek Mobil
Terlebih survei dari Frost & Sullivan yang dilakukan tahun lalu, menyebutkan pada 2050 mendatang sebanyak 2 dari 3 penduduk di Indonesia akan memadati kota besar karena urbanisasi.
"Hal ini akan menyebabkan banyak kerugian. Dari sisi kehilangan waktu, penduduk Indonesia akan merasakan kerugian terbesar setelah Bangkok karena kepadatan lalu lintas," ujar Coki.
"Kemudian polusi udara bisa menyebabkan banyak penyakit. Oleh karena itu visi dan fitur dari mobil listrik Nissan adalah menciptakan zero fatality dan meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berkendara," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.