Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bensin Eceran Lebih Mahal, YLKI Sebut Masyarakat Siap Beli Pertalite

Kompas.com - 17/11/2020, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah sempat menggulirkann wacana menghapus BBM jenis Premium pada awal 2021. Rencananya BBM bersubsidi ini bakal dihilangkan di area Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansyah, dalam diskusi virtual yang digelar, Jumat (13/11/2020).

“Syukur alhamdulilah pada Senin lalu saya bertemu dengan Direktur Operasional Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021, Premium di Jamali khususnya akan dihilangkan,” ujar Karliansyah.

Baca juga: Ramai Truk ODOL, Isuzu Ingatkan Pengusaha dan Sopir Kendaraan Niaga

Menanggapi rencana tersebut, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, mengatakan, rencana tersebut sebetulnya sudah menjadi wacana sejak 2017.

Terutama setelah diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 20 Tahun 2017 pada 10 Maret 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

Meski begitu pembahasan rencana ini berhenti pada 2018 karena pemilu. YLKI pun mendorong pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan ini.

Baca juga: [VIDEO] Mencoba Tol Cimanggis Cibitung Saat Gratis

“Ini sebenarnya produk kebijakan yang sangat usang. Mestinya sudah dilakukan sejak lama,” ucap Tulus, kepada Kompas.com (16/11/2020).

Namun mengingat pandemi Covid-19 telah berdampak pada kemampuan ekonomi masyarakat. Pemerintah harus menciptakan rekayasa harga agar masyarakat bisa beralih membeli Pertalite.

Salah satu caranya dengan memperpanjang dan menerapkan diskon Pertalite seharga Premium, seperti yang sudah dilakukan Pertamina sejak beberapa waktu yang lalu.

Baca juga: Sentuh Rekor Michael Schumacher, Begini Spek Mobil F1 Lewis Hamilton

“Menurut saya sampai beberapa bulan ke depan harus dilakukan, 2-3 bulan ke depan, sampai kemudian konsumen ada stabil dari sisi ekonomi,” kata Tulus.

Tulus juga mengatakan, sebetulnya masyarakat punya kemampuan membeli Pertalite atau bensin di atas RON 90.

Hal ini terlihat dari maraknya penjual bensin eceran yang biasanya mematok harga lebih tinggi dibanding SPBU Pertamina.

“Sekarang banyak penjual bensin eceran, menerapkan harga yang jauh lebih tinggi, selisihnya Rp 2.000, masyarakat membeli juga di sana,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
bensin eceran d belinya dlm kondisi darurat oey.. enth krn kehabisan bensin.. entah ngburu waktu..


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau