JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksi penjualan mobil tahun ini akan mengalami kontraksi sebesar 41,8 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebagai dampak pandemi virus corona alias Covid-19.
Artinya, total angka penjualan mobil tahunan akan berhenti di 610.000 unit saja dari target yang telah dicanangkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) 1,05 juta unit.
"Kita memproyeksikan kira-kira penjualan mobil sampai akhir 2020 akan turun 41,8 persen dari tahun lalu imbas pandemi," kata Senior Research Specialist Mandiri Institute Andre Simangunsong dalam webinar 'Prospek Pemulihan Ekonomi Sektor Industri Otomotif Nasional', Rabu (14/10/2020).
Baca juga: Kemenperin Masih Menanti Pembebasan Pajak Pembelian Mobil Baru
Menurut Andre, penurunan penjualan ini selaras dengan dampak buruk dari ekonomi nasional dan daya beli masyarakat. Pasalnya, realisasi di kuartal II mengalami tekanan berat sampai minus 80 persen (bulanan).
Padahal, sambung dia, di kuartal I penjualan mobil mampu terjual hingga lebih dari 230.000 unit.
Namun, penurunan tidak akan berlangsung lama karena pada kuartal III penjualan mobil mulai membaik dengan perkiraan mencapai 147.000 unit. Kemudian di kuartal IV mendatang, angka ini akan terus mengalami kenaikan hingga 200.000 unit.
Andre meyakini tren positif tersebut akan terus terjaga hingga 2021 dimana angka penjualan mampu tumbuh 38,7 persen dari tahun ini atau setara dengan 843.000 unit.
"Tapi dengan catatan, kondisi situasi ekonomi masih sama seperti saat ini. Apabila nanti ada intervensi dari pemerintah, bisa saja angka-angka ini berubah," ucapnya.
Sementara di 2022 dan 2023, penjualan mobil akan tumbuh hingga 10,7 persen atau mencapai angka 935.000. Setelahnya baru penjualan tahunan kembali di angka 1 juta unit sebagaimana yang terjadi di 2018.
Data serupa diperoleh PT Danareksa (Persero) saat melakukan survei kecil-kecilan mengenai pembelian mobil baru dan bekas pasca-pandemi.
"Hasilnya, 73 persen dari total responden mengaku enggan membeli mobil baru di masa pandemi dan hanya 27 persen yang mengaku ingin beli mobil, baik baru maupun bekas," ujar Chief Economist PT Danareksa (Persero) Moekti Prasetiani Soejachmoen.
Baca juga: Tren Positif Penjualan Mobil, Asuransi Mobil Juga Mulai Naik
Rinciannya, 20 persen dari total responden mengaku ingin membeli mobil baru dan 7 persen ingin beli mobil bekas di tengah pandemi. Namun, 30 persen dari 73 persen yang mengaku enggan membeli mobil di masa pandemi menyatakan akan membeli mobil jika harga penjualan turun.
Sebelumnya, Staf Ahli Gaikindo Stefanus Soetomo menyatakan bahwa pihaknya tak menampik untuk kembali melakukan revisi target penjualan tahunan di 2020.
Pasalnya, meski sudah terlihat ada pertumbuhan penjualan pada beberapa bulan terakhir, namun berdasarkan data yang ada, ternyata masih jauh dari harapan dan prediksi yang sebelumnya sudah disampaikan.
Baca juga: Pandemi Tak Kunjung Usai, Gaikindo Revisi Target Penjualan Lagi
Secara rinci, pada tiga bulan pertama di 2020 penjualan masih sesuai rencana, tapi begitu akhir Maret mulai terganggu. April menjadi titik terparah di mana penjualan wholesales hanya 3.500 unit dari biasanya sekitar 85.000-90.000 unit rata-rata per bulan.
"Itu artinya hanya 5 persen saja dari normal, atau turun mencapai 95 persen. Dari situ Gaikindo berdiskusi dan keluarlah angka 600.000 unit dari sebelumnya 1.050.000 unit sampai akhir tahun," ujar Stefanus dalam webinar Kompas Talk bersama Toyota Astra Motor (TAM), belum lama ini.
"Namun ketika itu dengan asumsi bila Juni-Juli pandemi ini sudah reda, sehingga Agustus-Oktober penjualan mulai naik lagi. Tapi melihat kondisi hari ini, dengan jumlah yang terpapar Covid mencapai rekor lagi, maka kita juga perlu mengantisipasi mengenai pencapaian 600.000 itu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.