Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Lagi di Tol Cipali, Kenali Tanda-tanda Mengantuk Sejak Awal

Kompas.com - 12/08/2020, 07:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comTol Cipali kembali menelan korban setelah kecelakaan terjadi di KM 184, Senin (10/8/2020). Total terdapat 8 korban jiwa, dan 13 korban mengalami luka-luka.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami penyebab terjadinya kecelakaan maut yang terjadi Senin malam.

Rudy menambahkan, ada beberapa sebab kemungkinan yang melatarbelakangi kecelakaan di ruas tol Cipali tersebut.

Baca juga: Penjelasan Dishub DKI Terkait Wacana Pemberlakuan Ganjil Genap 24 Jam

Pertama, kecelakaan itu disebabkan oleh sopir kendaraan microbus Elf bernomor polisi D 7013 AN mengantuk.

Kedua, sopir Elf tersebut mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi sehingga hilang kendali.

Akibatnya mobil oleng dan menyeberang ke jalan arah berlawanan, kemudian terguling dan menabrak Toyota Rush bernomor polisi B 2918 PKL.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Naik Sepeda Motor Lebih Rawan Kecelakaan di Jalan?

“Dua kemungkinan, pertama mengantuk, kedua kendaraan berkecepatan tinggi sehingga menyeberang jalan ke arah berlawanan, terguling dan menabrak kendaraan Rush yang berpenumpang delapan orang,” ujar Rudy, dikutip dari laman NTMC Polri.

Untuk diketahui, mengantuk memang menjadi salah satu pemicu kecelakaan. Kondisi ini biasanya terjadi karena pengemudi mengalami kelelahan setelah seharian berkendara.

Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, jika mulai merasa tanda-tanda mengantuk sebaiknya segera mencari tempat untuk istirahat.

Baca juga: Karoseri Ini Mulai Bikin Bus Pakai Kaca Tunggal Lagi

Salah satu tanda mengantuk, otak sudah mulai tidak terstimuli terhadap sesuatu yang dilihat. Kalau sudah seperti ini, tandanya pengendara sudah harus berhenti atau diganti dengan sopir lainnya.

“Stimuli yaitu membaca apa yang dia lihat. Misalkan kita sedang mengemudi, kita lihat orang di pinggir jalan, kita langsung antisipasi kalau dia mau menyebrang atau apa, itu tandanya otak terstimuli,” ucap Jusri, kepada Kompas.com belum lama ini.

“Atau kita lihat bus sedang menyusul, kita langsung antisipatif. Itu tandanya otak terstimuli, sedangkan kalau kita lelah dan kantuk, tidak bisa,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
terlalu banyak makan nasi. akibatnya ngantuk. tips mengendara jarak jauh. kendalikan makan nasi. cukup 100 gram nasi tambah lauk lauk. ngga bakal ngantuk


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap Saat Arus Mudik Lebaran
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau