Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Naik Motor Tanpa Jaket Berisiko Kena Paru-paru Basah?

Kompas.com - 10/08/2020, 13:22 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor wajib menggunakan perlengkapan keselamatan berkendara. Mulai penggunaan helm, sepatu, sarung tangan, sampai yang tak boleh ketinggalan, yakni memakai jaket.

Jaket menjadi perlengkapan yang cukup penting untuk digunakan pengendara selama melakukan perjalanan, apalagi jarak jauh.

Selain untuk menahan terpaan angin dari arah depan, jaket juga berfungsi menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar setelah berkendara.

Sebaliknya, mengendarai kendaraan roda dua tanpa menggunakan jaket bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: 10 Mobil Bekas Harga Rp 20 Jutaan Bulan Ini

Salah satunya ada yang percaya bahwa berkendara tanpa memakai jaket atau rompi pelindung bisa menyebab penyakit paru-paru basah.

Ilustrasi berkendara ISTIMEWA Ilustrasi berkendara

Benarkah ada korelasi antara berkendara tanpa rompi atau jaket bisa menyebabkan penyakit paru-paru basah?

Mengenai hal itu, dr Agus Dwi Susanto, dokter spesialis paru mengatakan, bahwa, selama ini memang belum ada penelitian secara pasti.

"Memang belum ada penelitian bahwa orang yang mengendarai motor tidak mengenakan jaket (bisa) kena penyakit paru-paru basah," ujar Agus kepada Kompas.com belum lama ini.

Menurutnya, secara teori dan logika bahwa seseorang yang mengendarai motor tanpa mengenakan jaket, berpotensi lebih besar terkena penyakit pada bagian paru-parunya, dibandingkan yang mengenakan jaket.

Baca juga: 10 Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Bisa Dapat BMW Lawas

Aktivitas pernafasan orang yang mengendarai kendaraan roda dua tanpa mengenakan jaket akan berjalan tidak normal. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan udara dari luar bagian dadanya.

Warga menggunakan masker saat mengendarai sepeda motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga menggunakan masker saat mengendarai sepeda motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia.

"Padahal, saat menghirup udara terdapat berbagai kuman atau partikel jahat yang ikut terbawa ke dalam paru-paru. Maka itu, udara dan partikel jahat itu harus dikeluarkan, yakni ketika menghembuskan nafas," ucap Agus.

Menurut dia, saat riding bagian dada membutuhkan perlindungan. Seperti menggunakan jaket atau rompi pelindung selama berkendara. Oleh sebab itu, aktivitas bernafas tetap berjalan normal selama berkendara.

"Kalau dikatakan korelasi langsung dengan penyakit paru-paru basah, ya tidak ada. Tapi tanpa menggunakan jaket ini meningkatkan risiko. Misalnya ada kuman masuk, tapi kemampuan bernafasnya terhambat, kumannya mengendap,” katanya.

Baca juga: 10 Mobil Bekas Asal Eropa dan AS Harga Rp 50 Jutaan

Oleh karena itu, masih kata Agus, korelasinya tidak langsung (dirasakan) tapi bersifat akumulatif.

Agus juga menjelaskan, bahwa paru-paru basah sendiri merupakan istilah dari salah satu jenis penyakit pada paru-paru. Penyakit lain yang juga bisa timbul adalah tuberculosis ( TBC).

"Penyakit paru-paru basah kan pemahaman orang awam saja. Tapi secara terminologi, maksudnya adalah peradangan di bagian paru-paru karena kuman," tutur Agus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau