JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor wajib menggunakan perlengkapan keselamatan berkendara. Mulai penggunaan helm, sepatu, sarung tangan, sampai yang tak boleh ketinggalan, yakni memakai jaket.
Jaket menjadi perlengkapan yang cukup penting untuk digunakan pengendara selama melakukan perjalanan, apalagi jarak jauh.
Selain untuk menahan terpaan angin dari arah depan, jaket juga berfungsi menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar setelah berkendara.
Sebaliknya, mengendarai kendaraan roda dua tanpa menggunakan jaket bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Salah satunya ada yang percaya bahwa berkendara tanpa memakai jaket atau rompi pelindung bisa menyebab penyakit paru-paru basah.
Benarkah ada korelasi antara berkendara tanpa rompi atau jaket bisa menyebabkan penyakit paru-paru basah?
Mengenai hal itu, dr Agus Dwi Susanto, dokter spesialis paru mengatakan, bahwa, selama ini memang belum ada penelitian secara pasti.
"Memang belum ada penelitian bahwa orang yang mengendarai motor tidak mengenakan jaket (bisa) kena penyakit paru-paru basah," ujar Agus kepada Kompas.com belum lama ini.
Menurutnya, secara teori dan logika bahwa seseorang yang mengendarai motor tanpa mengenakan jaket, berpotensi lebih besar terkena penyakit pada bagian paru-parunya, dibandingkan yang mengenakan jaket.
Aktivitas pernafasan orang yang mengendarai kendaraan roda dua tanpa mengenakan jaket akan berjalan tidak normal. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan udara dari luar bagian dadanya.
"Padahal, saat menghirup udara terdapat berbagai kuman atau partikel jahat yang ikut terbawa ke dalam paru-paru. Maka itu, udara dan partikel jahat itu harus dikeluarkan, yakni ketika menghembuskan nafas," ucap Agus.
Menurut dia, saat riding bagian dada membutuhkan perlindungan. Seperti menggunakan jaket atau rompi pelindung selama berkendara. Oleh sebab itu, aktivitas bernafas tetap berjalan normal selama berkendara.
"Kalau dikatakan korelasi langsung dengan penyakit paru-paru basah, ya tidak ada. Tapi tanpa menggunakan jaket ini meningkatkan risiko. Misalnya ada kuman masuk, tapi kemampuan bernafasnya terhambat, kumannya mengendap,” katanya.
Oleh karena itu, masih kata Agus, korelasinya tidak langsung (dirasakan) tapi bersifat akumulatif.
Agus juga menjelaskan, bahwa paru-paru basah sendiri merupakan istilah dari salah satu jenis penyakit pada paru-paru. Penyakit lain yang juga bisa timbul adalah tuberculosis ( TBC).
"Penyakit paru-paru basah kan pemahaman orang awam saja. Tapi secara terminologi, maksudnya adalah peradangan di bagian paru-paru karena kuman," tutur Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/10/132200815/mitos-atau-fakta-naik-motor-tanpa-jaket-berisiko-kena-paru-paru-basah-