Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Ganti Oli Motor Dilarang saat Mesin Panas?

Kompas.com - 01/07/2020, 09:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Oli merupakan salah satu komponen yang paling penting pada kendaraan baik roda dua maupun roda empat, sebab memiliki fungsi yang krusial yaitu sebagai pelumas untuk mencegah terjadinya benturan antara kompenen yang ada dalam mesin.

Maka dari itu, pemilik kendaraan wajib memperhatikan perawataannya agar kondisi jantung pacu tetap optimal.

Bagi para pemilik sepeda motor disarankan untuk melakukan penggantian oli antara 2.000 kilometer sampai dengan 2.500 kilometer. Jika motor sudah masuk jarak tempuh tersebut sebaiknya segera dilakukan penggantian.

Baca juga: Cek Kondisi Mesin Kendaraan Bisa dari Warna Oli

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah anggapan yang mengatakan bahwa sebaiknya penggantian oli mesin dilakukan saat kondisi mesin motor sudah dingin. Lantas, benarkah anggapan tersebut?

Ilustrasi ganti oli mesin dieselStanly/Otomania Ilustrasi ganti oli mesin diesel

Kepala Bengkel Honda Bintang Motor Cinere, Ribut Wahyudi mengatakan, tidak disarankan mengganti oli pada saat mesin terlalu panas atau dingin. Jadi lebih baik tunggu kondisi mesin hangat alias tidak terlalu panas.

Baca juga: Polres Lamongan Berikan 50 SIM Gratis Bagi Warga yang Lahir 1 Juli

“Ketika kondisi mesin dingin, oli akan lebih kental sehingga membutuhkan waktu lama untuk terkurasnya,” ujar Ribut saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/6/2020).

Sementara saat mesin dalam kondisi panas, biasanya akan terjadi pemuaian yang bisa berbahaya untuk bagian baut pembuangan.

“Biasanya akan gampang gugus di ulir baut olinya, atau yang biasa disebut slek. Kalau baut oli yang gugus dipaksakan untuk dipasang, nantinya oli mesin malah bocor dari sela-sela baut tersebut,” kata Ribut.

Ribut juga mengingatkan, ketika memasang baut sebaiknya diputar dulu menggunakan tangan jangan langsung menggunakan kunci. Setelah dirasa berat barulah menggunakan kunci untuk mengencangkannya.

“Sebab, jika langsung menggunakan kunci terkadang tidak menyadari kalau ternyata tidak benar-benar lurus pada lubangnya. Jika hal ini terjadi bisa membuat drat dipembuangan rusak atau aus,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau