Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Touring Lintas Negara, Motor Bisa Tak Lolos Hanya Karena Berdebu

Kompas.com - 17/05/2020, 14:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Touring lintas negara mulai banyak dilakukan oleh para pecinta roda dua. Salah satu penjelajahnya adalah Jeffrey Polnaja alias Kang Jeje, yang sudah melintasi 99 negara.

Dalam perjalanan bertajuk Equatoride, Kang JJ yang mengendarai Honda Africa Twin CRF1000DCT 2019 yang dinamai "Garuda", turut berbagi tips bagi para biker yang juga ingin melakukan touring lintas negara.

Baca juga: Kisah Biker Keliling Dunia yang Terkendala Pandemi Covid-19

Tips ini disampaikan dalam video yang diunggahnya di kanal YouTube Jeffrey Polnaja ketika sampai di perbatasan Timor Leste.

Jeffrey Polnaja berbagi tips melewati pos perbatasan lintas negaraIstimewa Jeffrey Polnaja berbagi tips melewati pos perbatasan lintas negara

"Di pos lintas batas Timor Leste, Garuda diperiksa ekstra ketat oleh petugas yang menurut saya tidak kompeten. Pemeriksaan di pos resmi lintas negara seperti ini adalah hal yang biasa selama itu dilakukan oleh petugas bea cukai," ujar Kang JJ, dalam videonya.

Kang JJ menambahkan, pemeriksaan tersebut menjadi hal yang luar biasa ketika yang memeriksa adalah polisi. Seban, menurutnya, saat kita melintas di pos resmi perbatasan, yang memiliki otoritas untuk memeriksa barang-barang kita adalah bea cukai atau custom.

Baca juga: Siasati WFH, Bisa Mulai dengan Merencanakan Touring

"Selain mereka, tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk memeriksa barang-barang milik kita. Bisa hasil dari pemeriksaan bea cukai ternyata kita terbukti memiliki barang-barang ilegal yang tidak diizinkan, barulah kita dilimpahkan ke pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut," kata Kang JJ.

Setelah sampai di Timor Leste, Kang JJ akan meneruskan perjalanannya ke Australia. Motornya dikirim menggunakan peti kemas atau kontainer.

Sebelum dikirim, motor terlebih dahulu harus dibersihkan. Setelah itu, bensinnya dikosongkan atau dikuras sampai habis.

"Tujuan dari dibersihkan agar lolos proses karantina dari Departemen Pertanian, Tanah dan Lingkungan Australia.

Sedikit debu saja pada kendaraan, sudah cukup untuk dijadikan alasan tidak lolosnya proses karantina," ujar Kang JJ.

Kang JJ mengatakan, tidak heran jika hal tersebut menjadi momok menakutkan bagi para penjelajah dunia yang akan memasuki Australia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com