JAKARTA, KOMPAS.com - Touring lintas negara mulai banyak dilakukan oleh para pecinta roda dua. Salah satu penjelajahnya adalah Jeffrey Polnaja alias Kang Jeje, yang sudah melintasi 99 negara.
Dalam perjalanan bertajuk Equatoride, Kang JJ yang mengendarai Honda Africa Twin CRF1000DCT 2019 yang dinamai "Garuda", turut berbagi tips bagi para biker yang juga ingin melakukan touring lintas negara.
Tips ini disampaikan dalam video yang diunggahnya di kanal YouTube Jeffrey Polnaja ketika sampai di perbatasan Timor Leste.
"Di pos lintas batas Timor Leste, Garuda diperiksa ekstra ketat oleh petugas yang menurut saya tidak kompeten. Pemeriksaan di pos resmi lintas negara seperti ini adalah hal yang biasa selama itu dilakukan oleh petugas bea cukai," ujar Kang JJ, dalam videonya.
Kang JJ menambahkan, pemeriksaan tersebut menjadi hal yang luar biasa ketika yang memeriksa adalah polisi. Seban, menurutnya, saat kita melintas di pos resmi perbatasan, yang memiliki otoritas untuk memeriksa barang-barang kita adalah bea cukai atau custom.
"Selain mereka, tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk memeriksa barang-barang milik kita. Bisa hasil dari pemeriksaan bea cukai ternyata kita terbukti memiliki barang-barang ilegal yang tidak diizinkan, barulah kita dilimpahkan ke pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut," kata Kang JJ.
Setelah sampai di Timor Leste, Kang JJ akan meneruskan perjalanannya ke Australia. Motornya dikirim menggunakan peti kemas atau kontainer.
Sebelum dikirim, motor terlebih dahulu harus dibersihkan. Setelah itu, bensinnya dikosongkan atau dikuras sampai habis.
"Tujuan dari dibersihkan agar lolos proses karantina dari Departemen Pertanian, Tanah dan Lingkungan Australia.
Sedikit debu saja pada kendaraan, sudah cukup untuk dijadikan alasan tidak lolosnya proses karantina," ujar Kang JJ.
Kang JJ mengatakan, tidak heran jika hal tersebut menjadi momok menakutkan bagi para penjelajah dunia yang akan memasuki Australia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/17/140100615/touring-lintas-negara-motor-bisa-tak-lolos-hanya-karena-berdebu