Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Penumpang di Dalam Bagasi Bus, Ini Bahayanya Berada di Bagasi

Kompas.com - 26/04/2020, 11:39 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski larangan mudik telah diterapkan oleh pemerintah, namun kenyataannya tak sedikit masyarakat yang masih mencoba-coba untuk tetap memaksakan diri pulang ke kampung halaman.

Bahkan, ada beberapa yang mencoba cara-cara ekstrem agar bisa lolos dari pengecekan polisi. Salah satunya seperti viralnya foto penampakan penumpang yang bersembunyi di dalam bagasi bus antarkota antar provinsi (AKAP) agar bisa melewati titik penyekatan atau pemeriksaan.

Menanggapi fenomena ini, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan bila tindakan seperti itu memang bisa saja terjadi dalam kondisi yang sudah sangat terdesak.

Namun harus diperhatikan bahayanya bila memaksakan diri menjadi penumpang di dalam bagasi.

Baca juga: Dilarang Mudik, Viral Foto Bus AKAP Bawa Penumpang di Dalam Bagasi

"Harus dipikirkan dari sisi kesehatan yang berujung pada dampaknya. Kita mengerti memang kondisinya ini sangat kacau, tapi di satu sisi kita harus pahami bila ruang bagasi itu bukan peruntukannya untuk manusia, tapi barang," ujar Jusri kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Jusri menjelaskan ada bahaya tersembunyi yang bisa saja dialami seseorang ketika memaksakan diri berada di dalam bagasi dalam waktu yang lama. Hal ini harus disadari betul karena dampaknya bisa fatal, bahkan sampai nyawa taruhannya.

Selain karena minim udara yang bisa membuat orang kehabisan oksigen, ruang bagasi pada bus AKAP yang berada di bawah, umumnya juga sangat mudah dimasuki udara tak sehat yang berasal dari emisi gas buang atau CO2.

Baca juga: Kendaraan Pribadi Boleh Melintas Antar-wilayah Jabodetabek, Ini Syaratnya

 

"Kita saja kalau duduk biasa di dalam kabin masih suka mencium bau yang tak nyaman dari gas emisi gas buang, apalagi yang di dalam bagasi dan dalam kondisi mesin hidup dan berjalan. Akan lebih mudah dan pasti sangat pengap," ucap Jusri.

"Meski di dalam bagasi ada beberapa ruang udara atau sirkulasi, tapi itu tidak menjamin lancar. Dampak fatal orang bisa saja yang kekurangan oksigen atau dikenal hipoksia yang membuat badan tak bisa menjalankan fungsinya dengan baik," kata dia.

Baca juga: Waspada. Ini Jam Rawan Curanmor Saat PSBB dan Bulan Puasa

Jusri menjelaskan harusnya sopir bus juga memikirkan dampak terburuknya, karena bila sampai ada kejadian fatal, maka otomatis yang akan menanggung sanksi dan hukumannya adalah pengendaranya

Kejadian ini menurut Jusri harus disikapi dengan baik, bukan tidak mungkin sudah banyak mobil-mobil kecil atau pribadi juga sudah melakukan hal yang sama. Artinya, dari sisi pengawasan yang dilakukan pemerintah juga harus lebih ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
daripade elo otak babi !!!, membalas komentar tono : susah kalo otak onta mental tempe. pulang blom tentu bawa duit banyak yg ada bawa virus doang. temggelamkan saja yg model begitu pak polisi, wkwkwkkk


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
China Minta AS Cabut Perintah Terkait Minyak Asal Venezuela
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau