Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MotoGP Bekukan Pengembangan Mesin Sampai 2021

Kompas.com - 17/04/2020, 15:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP mengonfirmasi membekukan pengembangan mesin dan aero body untuk musim 2020 dan 2021. Pengembangan mesin baru dilakukan lagi pada musim 2022.

Pernyataan resmi Komisi GP, mengatakan, langkah ini diambil untuk membantu keuangan tim, yang terpukul akibat imbas pandemi Covid-19, agar tidak mengeluarkan biaya lagi di bidang-bidang teknis.

Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, MotoGP Bekukan Pengembangan Mesin

"Perubahan ini dirancang untuk mengurangi biaya yang ditimbulkan oleh krisis Covid-19 yang sedang berlangsung sambil mempertahankan keadilan dan kesetaraan untuk melestarikan nilai hiburan olahraga dan integritas kompetisi," tulis Komisi GP dikutip Crash.net, Jumat (17/4/2020).

Sebelumnya, rencana MotoGP membekukan pengembangan mesin dilontarkan Presiden IRTA, Herve Poncharal. Sampai akhir 2021, pebalap akan memakai motor dengan spek sama yang dihomologasi di 2020.

Pebalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Marc Marquez, bersiap untuk keluar dari pit pada hari pertama sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, 7 Februari 2020.AFP/MOHD RASFAN Pebalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Marc Marquez, bersiap untuk keluar dari pit pada hari pertama sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, 7 Februari 2020.

Regulasi musim 2021 memakai mesin 2020 berlaku untuk pabrikan non- konsesi, yakni Honda, Ducati, Yamaha, dan Suzuki. Baru pada 2020 boleh mengembangkan mesin berdasarkan basis 2020.

Adapun untuk tim pabrikan konsesi yakni Aprilia dan KTM diizinkan mengembangkan mesin seperti biasa.

Baca juga: Imbas Pandemi Corona, Dorna Bakal Bantu Gaji Tim Satelit MotoGP

Di satu sisi, kebijakan ini dinilai akan menguntungkan KTM dan Aprilia, karena empat pabrikan lain yang punya dana dan sumber daya manusia lebih besar tertahan regulasi.

Herve Poncharal yang juga bos tim Tech3, mengatakan, pada dasarnya Aprilia dan KTM pun tidak bakal mendapat untung banyak dari situasi seperti ini. Sebab semua pihak terkenda dampak ekonomi.

“Di atas kertas, tim konsesi tidak berubah tapi aku yakin hal itu tak berpengaruh, sekarang semuanya tidak ingin mengeluarkan banyak uang, tapi menyelamatkan perusahaannya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau