JAKARTA, KOMPAS.com – Bus pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu sasis dan bodi. Sasis menjadi landasan atau dudukan dari bus tersebut, dibuat oleh merek-merek seperti Hino, Mercedes-Benz, dll. Sedangkan bodi bus dibuat oleh karoseri.
Sasis bus besar yang beredar di Indonesia biasanya ada dua jenis, tergantung posisi dari mesinnya. Ada sasis dengan mesin di depan dan di belakang. Jadi tidak semua bus besar posisi mesinnya ada di belakang.
Dimas Raditya, anggota dari Forum Bismania Indonesia, mengatakan, bus dengan mesin depan, tidak kalah bagusnya dibandingkan (mesin) belakang. Salah satu kelebihannya yaitu harga sasis yang lebih ekonomis.
Baca juga: Selama PSBB, Ojol di Kota Ini Tak Boleh Angkut Penumpang
“Harga sasis bus mesin depan lebih ekonomis dibanding mesin belakang. Selain itu perawatannya juga mudah karena banyak common parts dengan versi truk,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Kamis (16/4/2020).
Selain itu, bus besar dengan mesin di depan lebih hemat bahan bakar. Memiliki jenis mesin yang sama dengan tenaga yang lebih kecil, membuatnya lebih hemat dibanding saudaranya yang mesin belakang.
“Bus dengan mesin di depan juga lincah, memiliki final gear yang besar membuatnya cocok untuk kondisi jalan yang stop & go,” kata Dimas.
Baca juga: PSBB Bogor, Akses ke Puncak Ternyata Tidak Ditutup tapi Dijaga Ketat
Bus mesin depan banyak digunakan oleh perusahaan otobus (PO) sebagai armada kelas ekonomi karena keunggulannya tersebut. Namun, dibalik keunggulannya, ada beberapa kekurangan dari bus dengan mesin depan.
“Kekurangan yang pertama yaitu bising. Karena posisi mesin yang di depan, suaranya masuk ke kabin. Lalu akses ke kabin lewat depan sempit karena ada mesin dan suspensinya lebih keras karena disetel untuk membawa beban berat,” ujar Dimas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.