Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Minim Masalah Ketika Berkendara Jarak Jauh dengan Mobil Lawas

Kompas.com - 13/03/2020, 11:32 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Seperti halnya mobil baru, mobil lawas sangat mungkin dibawa berkendara jarak jauh untuk touring maupun mudik. Namun beberapa persiapan harus dilakukan sebelum berangkat, seperti mengecek mesin, kelistrikan, dan pendinginan.

Pengemudi juga harus perhatikan beberapa hal selama berkendara di jalan. Cara ini dilakukan agar mobil lawas minim masalah dan tak menyusahkan pemiliknya.

Iman Kusumo, pemilik bengkel Gearhead Monkey Garage (GMG) di Pondok Pinang, Jakarta Selatan, mengatakan, pertama pengemudi harus memilih waktu berkendara yang tepat.

Baca juga: Belum Satu Bulan, Penjualan SUV Murah Suzuki XL7 Tembus Target

Mobil lawas untuk dibawa mudik mungkin sekali, yang penting hindari jam macet, karena kalau terlalu lama berhenti takutnya overheat,” ujarnya kepada Kompas.com (12/3/2020).

“Kalau bisa cari jalan yang tidak terlalu ramai dilalui orang. Misalnya orang-orang pada lewat tol, kita lewat jalan biasa saja, sekalian piknik. Intinya pemilihan waktu harus tepat agar mobil aman di jalan,” ucap Iman.

Iman juga mengatakan, penting bagi pengendara untuk selalu memperhatikan temperatur mesin dan indikator bensin. Apabila ada kenaikan suhu sebaiknya langsung mengistirahatkan mobil sampai normal lagi.

Baca juga: Pesona Yamaha RX 125 Twin yang Layak Dikoleksi

Soal istirahat di jalan, ada baiknya pengemudi melakukannya secara rutin. Hal ini tak hanya penting bagi mesin, tapi juga beberapa komponen lainnya agar tetap berfungsi maksimal.

Didit Soedarto, Ketua Harian 1 Volkswagen Indonesia Association (VIA), mengatakan, paling tidak mobil lawas harus istirahat setiap empat jam sekali saat perjalanan jauh.

“Karena pendinginan mobil lawas ada yang hanya mengandalkan oli, bukan radiator. Makanya kita enggak bisa geber terus-terusan, enggak bisa dipanteng terus gasnya,” kata Didit.

“Top speed masih bisa 110 atau 120 km per jam. Tapi harus naik turun, jadi kadang jalan 100 km per jam, kadang 80 km per jam. Kalau tidak mesinnya jebol, sayang kan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
China Minta AS Cabut Perintah Terkait Minyak Asal Venezuela
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau