Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Terlalu Sering Pakai Semir Ban

Kompas.com - 12/03/2020, 11:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemakaian semir pada ban mobil atau motor kerap dilakukan pemilik kendaraan, khususnya saat baru selesai dicuci. Alasannya, supaya terlihat lebih bersih dan mengkilat.

Meski demikian, prilaku tersebut memiliki risiko. Manager Training PT Semi Rubber Indonesia, Bambang Hermanu menyatakan, penggunaan semir ban terlalu sering bisa menimbulkan retak rambut di bagian dinding ban.

"Di dalam karet ada bahan anti-aging seperti lilin yang dicampurkan dengan karet. Nah, kalau terlalu sering pakai semir ban, bagian itu bisa terserap keluar dan jadi keras sehingga timbul retak rambut," katanya beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penumpang Jangan Langsung Tidur Saat Naik Kendaraan Umum

Semir banwww.youtube.com Semir ban

"Sebenarnya tergantung juga pada bahan semir yang dipakai. Kalau pakai yang water base, itu bisa mengurangi risiko, Jangan terlalu sering juga," lanjut Bambang.

Sementara Zulpata Zainal, PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk menyebut bahwa penggunaan semir ban yang tepat akan bermanfaat untuk melindungi ban dari ozon crack atau keretakan dinding ban.

Baca juga: Harga All New Nmax Naik, Ini Alasan Yamaha

Arti bulatan warna pada dinding ban mobilStanly-Kompas.com Arti bulatan warna pada dinding ban mobil

Ozon crack sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan keretakan pada ban. Biasanya, kata tersebut teridentifikasi pada barang-barang yang terbuat dari karet, seperti selang gas, gasket, dan lainnya, termasuk ban.

"Tidak apa-apa, seperti manusia kalau rambut pakai semir apa yang terjadi, rambut jadi lebih hitam dan mudah diatur. Itu dari sisi lainnya, tapi semir juga bisa mencegah ozon crack," kata Zulpata kepada Kompas.com.

Semir ban, lanjut dia, biasanya terbuat dari basis silikon. Sehingga, kemampuan untuk mencegah keretakan ban dimilikinya. Hanya saja untuk produk semir ban botolan atau eceran, bahan baku yang digunakan bisa jadi berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com