JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi pada dunia otomotif membuat semakin banyak fitur canggi di dunia balap yang tersemat di mobil produksi massal, tidak terkecuali pada mobil kelas menengah sekalipun.
Salah satunya adalah penyematan fitur ’paddle shift’ pada mobil bertransmisi otomatis. Fitur tersebut ditandai dengan adanya dua tuas yang berada di balik kemudi.
Pada dasarnya, paddle shift merupakan salah satu fitur yang terpasang di mobil balap Formula 1.
Fungsinya untuk menaik atau menurunkan transmisi, dan tangan tak harus melepas kemudi. Tujuannya agar pembalap lebih konsentrasi mengemudi dan kedua tangan tetap fokus pada setir.
Baca juga: Fitur Cruise Control Bisa Berguna Seiring Banyaknya Jalan Tol di Indonesia
Business Inovation and Sales & Marketing Director PT HPM, Yusak Billy, mengatakan, penggunaan paddle shift dapat memberikan sensasi sporty untuk pengemudi ketika berkendara.
“Ketika menggunakan fitur paddle shift pengemudi akan diberi sensasi sporty seperti menggunakan mobil balap,” ujar Yusak ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (10/03/2020)
Tidak ada saran khusus atau pelarangan mengenai penggunaannya, karena paddle shift dapat digunakan di segala macam kondisi. Sehingga digunakan atau tidaknya fitur ini disesuaikan oleh selera pengemudi.
Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh General Manager Marketing Planning Division PT TAM, Mohammad Farauk beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, penyematan fitur pada kendaraan selalu disesuaikan berdasarkan kebutuhan penggunanya.
“Penentuan pemasangan sebuah fitur pada dasarnya diikuti dengan kebutuhan dari pengguna. Biasanya penentuan fitur tersebut ditentukan berdasarkan segmen. Contoh, kebutuhan konsumen, tipe kendaraan, kebiasaan konsumen, gaya hidup konsumen, dan lain-lain,” ujar Farauk.
Baca juga: Kenali Fitur Adaptive Cruise Control pada Mobil
Owner Worner Matik, Hermas, juga turut angkat biacara, menurutnya penggunaan paddle shift di Indonesia sebenarnya tergantung dari pemilihan si pengemudi.
“Seperti pemilihan manual, matik, atau triptonic di desain sebagai pilihan berkendara. Misal, ada pengemudi yang tidak puas bekendara dengan tuas di D, karena waktu perpindahannya ditentukan oleh control module sudah disetting begitu adanya, contoh pindah ke gigi 2 ke 3, di 30 Km per jam kecepatannya,” ujar Hermas
Hermas menjelaskan, hal tersebut sudah disetting oleh program yang ada dikomputer. Sedangkan, tidak semua pengemudi puas dengan pilihan tersebut terutama bagi anak muda. Ketika berkendara maunya agresif dan ngebut, sehingga difasilitasi oleh produsen mobil.
Inilah yang menyebkan produsen mobil selalu mengembangkan teknologi pada mobil, agar kebutuhan dan keinginan konsumennya dapat terpenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.