Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zero Truk ODOL, Kemenhub dan Kemendagri Harus Bersinergi

Kompas.com - 10/03/2020, 09:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

“Kedua, melakukan operasi rutin namun bersifat random untuk industri pelaku ODOL dengan tidak hanya mengandalkan jembatan timbang, namun dengan peralatan portable dengan lokasi di titik atau ruas dari asal komoditas yang diangkut, sehingga tidak sempat sampai di jalan,” katanya.

Menurutnya, tindakan terhadap pelaku pelanggaran hendaknya tidak hanya pada pengangkut. Tetapi yang terlibat pada mata rantai pelanggaran.

Operasi ini harus didukung dengan sistem dan aplikasi digital untuk kemudahan pencatatan dan kendali tindakan. Untuk dapat melaksanakan hal tersebut perlu review terhadap kekuatan aturan yang ada.

Baca juga: Tidak Hanya Truk, Bus Juga Ada yang Melanggar ODOL

Sedangkan dari sisi asosiasi dan industri yang terdampak dari ketegasan aturan ODOL, maka adaptasi dapat dilakukan dengan beberapa tindakan.

Dengan dampak ketegasan aturan yang sebenarnya akan memunculkan kesempatan bisnis baru. Namun jika pemerintah tidak tegas, maka industri akan ragu untuk berinvestasi dalam bisnis baru tersebut.

“Misalnya, dengan pembatasan maka demand untuk angkutan akan meningkat. Hal ini akan membuka peluang usaha trucking,” ujarnya.

Selain itu, masih kata Joko, untuk komoditas kritis yang tidak memungkinkan atau terlalu mahal dan berisiko untuk diangkut merupakan kesempatan baru untuk usaha coastal shipping atau kerjasama pengusaha dengan angkutan kereta.

Dengan permintaan baru ini, akan muncul juga usaha untuk pengelolaan double handling ke sistem KA dan atau coastal shipping.

Artinya, untuk menangani ODOL Kemenhub tidak hanya mengandalkan kemampuan jalan raya. Alternatifnya dapat memanfaatkan jalan rel dan transportasi laut untuk mengangkut barang jarak sedang dan jauh.

Baca juga: Akibat Truk ODOL, Pengelola Jalan Tol Rugi Rp 1 Triliun Setiap Tahun

Dari sisi pemilik barang, risiko kerusakan barang bisa berkurang dan yang penting dengan adanya alternatif ini tentunya dapat meningkatkan efisiensi.

Selain itu juga turunnya tarif transportasi karena sifat layanan yang akan lebih kompetitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau