JAKARTA, KOMPAS.com- Ban merupakan komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan. Seiring masa penggunaan kendaraan, ketebalan ban juga akan berkurang.
Terlebih jika kendaraan sering digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Tetapi, ternyata untuk umur karet pembungkus pelek ini ternyata tidak sama.
Tidak meratanya tingkat keausan ban mobil ini menjadi hal yang lumrah terjadi. Maka dari itu, opsi rotasi ban menjadi salah satu pilihan agar habisnya karet ban merata.
Berikut penyebab yang membuat tingkat keausan ban mobil tak merata.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Ban Mobil Harus Istirahat saat Perjalanan Jauh?
Setiap orang mempunyai cara berkendara yang berbeda. Ada yang agresif, ada yang santai dan ada tipe pengemudi lainnya.
Ternyata cara berkendara ini turut berpengaruh pada umur ban mobil. On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Zulpata Zainal mengatakan, sudah menjadi hal wajar jika umur ban mobil tidak bisa habis secara bersamaan.
Meskipun awalnya keempat ban mobil dibeli secara bersamaan dengan merek dan tipe ban yang sama.
“Cara berkendara seseorang juga berpengaruh pada keausan ban yang tidak merata. Kecepatan, akselerasi yang berebihan juga berpengaruh,” katanya kepada Kompas.com, Sabtu (29/2/2020).
Baca juga: Rotasi Ban Mobil Jangan Sembarangan, Ini Aturannya
Selain cara mengemudi, tingkat keausan ban juga dipengaruhi beban yang dibawa oleh kendaraan. Semakin berat beban yang dibawa otomatis akan sangat berpengaruh pada umur karet ban.
“Untuk kendaraan tertentu misal MPV, bobot kendaraan lebih ke belakang kalau muatannya penuh, jadi kenapa keausan ban tidak rata itu alasannya,” kata Zulpata.
Di samping itu, beban kerja ban juga berpengaruh pada tingkat kausan. Seperti beban berat pada bagian roda depan yang bekerja maksimal saat berbelok atau bermanuver.
Hal tersebut juga mempengaruhi umur karet pembungkus pelek tersebut.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Isi Tekanan Udara Ban Pakai Nitrogen Bikin Mobil Nyaman?
Tidak bisa dipungkiri jika kondisi kaki-kaki mobil juga akan berdampak pada tingkat keausan ban. Seperti keseimbangan ban juga kestabilan kaki-kaki saat digunakan untuk berjalan.
Maka dari itu, saat melakukan rotasi atau pemindahan ban perlu dilakukan spooring atau pun balancing pada kaki-kaki. Hal ini ditujukan agar umur ban bisa habis secara merata antara ban depan, belakang, kanan maupun kiri.
Kadang banyak yang menyepelekan tekanan udara pada ban. Padahal, selain bisa berbahaya saat dikendarai karena bisa menyebabkan pecah ban, tekanan udara ternyata juga berpengaruh pada keausan ban.
Baca juga: Bolehkah Mencampur Nitrogen dengan Udara Biasa pada Ban?
Maka dari itu, Zulpata menyarankan agar tekanan udara pada ban harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrikan kendaraan. Dengan begitu, maka umur ban bisa lebih terjaga.
“Tekanan udara pada ban yang tidak sesuai juga mempengaruhi umur dan keausan ban,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.