Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebijakan Vietnam, Produsen Mobil Pindahkan Basis Produksi?

Kompas.com - 07/10/2019, 08:12 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan Vietnam mengenai pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) bagi barang impor seperti produk otomotif, akan berdampak pada performa ekspor Indonesia. Apalagi Vietnam jadi salah satu pasar terbesar, khususnya di Asia Tenggara.

Raden Pardede, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik, mengatakan, jika sektor energi, batu bara, dan bahan baku masih menjadi ekspor terbesar dari Indonesia ke Vietnam.

Sementara itu sektor otomotif jadi salah satu yang paling berpotensi, mengingat permintaan di Vietnam cukup signifikan dan masih sedikit produsen yang memiliki fasilitas perakitan di sana.

Baca juga: Mengapa Mobil Produksi Indonesia Cocok Buat Pasar Australia?

Jajaran Mitsubishi Xpander siap di ekspor ke mancanegara. Seremonial ekspor ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Rabu (25/4/2018)Kompas.com / Febri Ardani Jajaran Mitsubishi Xpander siap di ekspor ke mancanegara. Seremonial ekspor ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Rabu (25/4/2018)

Akan tetapi, karena Vietnam tengah gencar membangun proyek mobil nasionalnya, ditambah kebijakan pajak konsumsi bagi barang impor. Menurut Raden, dapat memancing beberapa produsen untuk memproduksi langsung di Vietnam.

Indonesia yang merupakan basis produksi beberapa merek otomotif untuk wilayan ASEAN dan beberapa negara di dunia, disebut akan terkena dampak.

“Oleh itu kita harus cepat melakukan analisa dan cepat membuat aksi strategis untuk memanfaatkan situasi ini,” katanya kepada Kompas.com (4/10/2019).

Baca juga: Selain Australia, Mobil Buatan Indonesia Diminati Timur Tengah dan Cile

Ekspor mobil Suzuki hasilkan omzet Rp 3,16 triliun.Agung Kurniawan Ekspor mobil Suzuki hasilkan omzet Rp 3,16 triliun.

Raden juga mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi Vietnam (di atas 7 persen) dalam 10 tahun terakhir, merupakan modal bagi Indonesia untuk tetap bisa mengekspor kendaraan ke sana.

“Ini adalah kesempatan buat kita, menurut saya kita harus buat aturan juga agar Indonesia tetap menarik secara keseluruhan,” ujarnya.

Salah satu cara yang membuat Indonesia tetap menarik bagi produsen otomotif menurutnya yaitu kebijakan dan lingkungan investasi yang mendukung.

Baca juga: Rapor Ekspor CBU Indonesia pada Semester I 2019

Petugas memeriksa mobil Toyota Fortuner produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang akan diekspor melalui dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Petugas memeriksa mobil Toyota Fortuner produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang akan diekspor melalui dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Dengan begitu, produsen akan bertahan dan Indonesia tetap menjadi basis ekspor otomotif untuk Asia Tenggara.

“Kita sudah kehilangan kesempatan pada saat Samsung memilih Vietnam. Jangan sampai otomotif juga pindah ke sana,” ucap Raden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com