PANDEGLANG, KOMPAS.com - Cleveland Ace Cafe 400 diprediksi baru akan meluncur paling cepat akhir Juli atau Agustus 2019. Meski begitu, motor bertampang cafe racer ini sudah ikut jalan-jalan bareng Rider Quest Chapter Two ke Tanjung Lesung.
Kompas.com yang ikut dalam rombongan kali ini pun ikut menjajal kebolehan Ace Cafe 400. Kami memang tidak menungganginya penuh dari Jakarta-Tanjung Lesung-Jakarta, tapi impresi awal berkendara sudah cukup terasa.
Baca juga: Nol Poin Lagi, Alex Rins Akui Kesalahannya di Sachsenring
Desain
Seperti pernah diulas sejak perkenalan perdana di Telkomsel IIMS 2019 Mei lalu, garis desain Ace Cafe 400 mengadopsi lekuk cafe racer klasik. Lampu bulat di depan berpadu dengan tangki memanjang, setang bongkok dan jok ala buntut tawon.
Sekilas detail tangkinya mengingatkan desain Norton Commando. Sementara itu kesan klasik didapat dari klaster instrumen analog tipe ‘dua gendang,’ sedangkan fitur milenialnya bisa dilihat dari lampu bulat yang sudah LED.
Kaki-kaki depan mengadopsi suspensi upside down dengan dua cakram kembar. Sedangkan di belakang tipe dua peredam dengan tambahan tabung. Mempercantik tampilannya yaitu dua knalpot kiri-kanan yang mempertegas aura motor balap jadul.
Proporsi
Karena produk ini belum meluncur, maka spesifikasi teknis masih haram untuk diumbar. Meski demikian, Kompas.com masih bisa menilai dengan seksama. Posisi duduknya tergolong rendah untuk motor sport "batangan," postur dengan tinggi 168 cm masih bisa menapak dengan sempurna.
Posisi setang jepit sejajar ''segitiga'' mau tak mau membuat badan condong ke depan dan sedikit membungkuk. Harga yang harus dibayar untuk motor jenis sport. Buat yang kurang biasa, posisi badan bungkuk akan membuat lengan, pundak dan punggung cepat letih.
"Kalau cafe racer memang tergantung dengan bentuk tubuh juga. Bisa cepat lelah kalau tidak biasa, berasanya di bagian bawah ibu jari," kata Agus Purwanto, Ketua THA Riders, perwakilan komunitas Cleveland yang menjajal Ace Cafe 400.
Handling
Pengendalian Ace Cafe 400 tidak sulit. Motor akan mengikuti kemauan pengendara. Diajak buat membentuk lingkaran kecil motor juga masih enak. Radius putarnya memang belum diukur, namun lumayan buat motor sport dengan setang bongkok.
Saat diajak jalan pengendaliannya juga enak. "Kalau pengendalian enak menurut saya. Bodi dibuang masih bisa ikutin badan kita. Artinya pengendara tidak perlu banyak penyesuaian dengan motor ini," imbuh Agus yang biasa dipanggil Adol.
Baca juga: Impor Dibatasi, Pengiriman Triumph "Delay" Dua Bulan
Mesin
Cleveland Ace Cafe 400 mengusung mesin satu silinder 400 cc dengan dua exhaust port yang berarti memiliki dua knalpot. Data teknisnya memang belum diumbar, namun tenaganya dirasa cukup untuk kelas 400 cc.
Hal yang menjadi perhatian utama dari mesin baru Cleveland ini yaitu sudah tidak berjenis OHV seperti model lain semisal Misfit, Ace Delux, atau Heist. Mesin dengan push rod ditinggalkan dengan tujuan memacu akselerasi.
Debit BBM dan udara pada Ace Cafe 400 kini juga diatur dengan injeksi yang memastikan campurannya seimbang. Pendinginan mesin ditunjang oil cooler agar sirkulasi oli berjalan baik.
"Mesin saya bilang mendukung. Saya sempat capai 130 kpj di jalan lurus itu belum gas penuh. Dari Tanjung Lesung ke Bintaro, buat saya performanya bagus. Serta paling penting tidak ada kendala selama perjalanan," ucap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.