Bologna, KompasOtomotif – Nama Italjet buat telinga awam mungkin masih asing terdengar. Tetapi buat penggemar sepeda motor, merek asal Italia ini punya sejarah panjang, meski namanya sempat hilang di kancah dunia industri global. Kini, pelan tapi pasti, Italjet mulai bangkit.
Bukti ini disaksikan KompasOtomotif ketika berkunjung ke kantor pusat barunya di Via dell’Agricoltura, Castel Guelfo, Bologna, Italia, Jumat (12/11/2016). Adalah sosok Leopoldo Tartarini sang pencipta Italjet sejak 1959. Kini, perusahaan sudah beralih ke generasi kedua di bawah putranya, Massimo Tartarini.
Di fasilitas seluas 3.000 meter persegi ini, selain sebagai kantor pusat, pusat produksi, juga tengah disiapkan museum memorabilia Italjet. Beberapa sepeda motor hasil kreasi Leopoldo Tartarini terlihat terpanjang di sudut ruangan.
Model-model legendaris seperti Ascot 350, 250T, Kit-kat, dan Pack 3 terlihat masih dalam kondisi laik jalan. Tak ketinggalan motor balap yang pernah ikut berlaga di ajang Moto1 bertarung di kelas 125cc sejak 2000-2002. Juga model-model sepeda listrik terkini yang berhasil kembali mendongkrak nama Italjet, mulai tahun lalu.
Di Indonesia sendiri, sepeda listrik Italjet juga masuk mulai 2015 lewat distributor lokal, PT Garansindo Technologies. Nama yang sempat terdengar asing, mulai terdengar kembali. Lewat beberapa model sepeda listrik, seperti Ascot Adventure, Calssic, Sport, One, Mantra, dan Bulldozer.
“Mulai tahun depan (2017) kami akan lebih ekspansif lagi di pasar. Termasuk berencana menyiapkan sepeda motor untuk bersaing di pasar global,” kata Massimo.
Baca: Italjet Makin Membahana dari Italia
DNA Balap
Sejak berdiri, Italjet sudah kental dengan sejarah panjang di dunia balap. Cerita ini juga tak lepas dari merek satu kota lain yang lebih dikenal saat ini namanya, Ducati. Leopoldo Tartarini sudah ikut balapan motor sejak usia 19 tahun. Merek seperti Benelli dan Ducati sudah melekat jadi sponsor sejak Leopoldo masih remaja.
Prestasi Leopoldo di dunia balap juga dikenal, salah satunya jadi legenda di balap jarak jauh dari Milan ke Taranto, Italia berjarak 1.000 km.
Menggunakan motor yang framenya dibuat sendiri dan mesin BSA dia akhirnya menang di tahun 1952. Leopoldo kemudian memenangi balapan lagi di Bologna pada 1953 dan di tahun berikutnya menggunakan Benelli. Sebelum di tahun 1954-1955 dia membalap untuk Ducati.
Selain membalap, Leopoldo juga pernah mendesain motor-motor untuk Ducati. Salah satu yang masih populer adalah Scrambler, generasi pertama.
Salah satu yang paling sensasional, adalah ambisi Leopoldo jadi pebalap yang mampu menjelajah keliling dunia. Mimpi ini kemudian dilakukan pada 1957, mengendarai Ducati 175, menempuh jarak lebih dari 60.000 km. Setelah berhasil melakukan perjalanan keliling dunia, akhirnya Leopoldo memutuskan membangun mereknya sendiri, Italjet dengan pabrik di Bologna, pada 1959.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.