Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honda Belum Kepikiran Sepeda Motor Listrik

Kompas.com - 08/08/2016, 15:42 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Teknologi alternatif pada kendaraan seperti hibrida atau listrik sudah lama memasuki industri otomotif, namun aplikasinya baru sedikit di Indonesia. Selama ini yang terasa di dalam negeri hanya pada sektor mobil sementara produsen besar sepeda motor sama sekali belum punya ancang-ancang.

Pemimipin pasar motor di Indonesia, Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, hingga sekarang belum ada road map yang jelas dari pemerintah terkait pengembangan roda dua. Ketidakjelasan itu yang membuat produsen urung memperkenalkan teknologi canggih dalam hal alternatif bahan bakar.

Agustinus Indraputra, General Manager Marketing Planning & Analysis Division AHM di Malang, Jawa Timur, Sabtu 6/8/2016), menjelaskan perusahaannya saat ini belum berpikir ke arah sana. Masalah lain yang dia sebut yaitu teknologi canggih juga punya konsekuensi harga jual lebih mahal, sebab itu peralihan seperti ini butuh bantuan pemerintah.

“Tergantung peraturan pemerintah. Regulasi mau seperti apa road map seperti apa. Harusnya itu sesuatu yang gampang menurut saya pribadi. Pemerintah tinggal bikin saja regulasinya seperti apa. Ini sekarang yang bikin enggak jelas regulasinya,” kata Indraputra.

Honda memang tidak dikenal sebagai merek motor listrik, meski begitu konsep motor listrik bebek sudah lama dikembangkan. Pada Tokyo Motor Show 2015 lalu, Honda menampilkan versi terkini EV-Cub.  

“Teknologi sudah ada. Salah satu kendalanya masih mahal, itu saja,” kata Indraputra.

Garansindo/ITS Skuter listrik hasil kolaborasi Garansindo dan ITS.

Melulu Pemerintah

Memulai penggunaan teknologi alternatif tidak melulu harus menunggu gerakan pemerintah. Misalnya saja perusahaan lokal Garansindo, saat ini terus mengembangkan skuter listrik Gesits yang dirancang bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Lokalisasi Gesits disebutkan mencapai 90 persen. Bahkan kadar itu bisa semakin besar sebab saat ini Garansindo tengah membuka kerja sama dengan UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret) dan UGM (Universitas Gadjah Mada) terkait pengembangan baterai lithium.

Garansindo juga mengharapkan ada bantuan dari pemerintah berupa regulasi. Namun dibanding menunggu lalu diam reaksinya menghasilkan sesuatu yang semoga bisa mempercepat pemikiran pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com