Jakarta, KompasOtomotif – Rasio angkat kredit macet (non-performing loan/NPL) yang meninggi karena perlambatan ekonomi di Indonesia memengaruhi kinerja perusahaan pembiayaan. Saat ini, terutama di segmen komersial, perusahaan pembiayaan cenderung lebih ketat menyeleksi pembelian unit secara kredit.
Salah satu pemain yang hanya mengandalkan mobil komersial di dalam negeri, Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI), merasakan dampak itu. Kini, TMDI berusaha ikut memilah konsumen yang terbaik buat jangka panjang.
“Ya, itu bukan hanya pada merek kita, semua merek dengan kondisi otomotif sekarang kan sedang turun, pasti berdampak. Tidak hanya di komersial tapi di penumpang juga berpengaruh,” kata Wilda Bachtiar, Marketing Manager-Commercial Vehicle TMDI, di Jakarta, Kamis (8/6/2016).
Buat TMDI, lanjut Wilda, efek kredit macet itu ada tapi tidak terlalu terasa jika dipantau dari jumlah penjualan yang meningkat sejak 2015. Permintaan model pikap andalan, Super Ace, dikatakan tetap tinggi.
“Cuma, kan kami harus menyaring mana yang bagus dan tidak buat kami berikan kepada partner-partner kami leasing. Jangan sampai kami kasih konsumen yang kurang bagus sehingga potensi jangka panjang kurang bagus,” jelasnya.
Disebutkan Wilda, TMDI bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan Mandiri Tunas Finance, Adira, Panin Bank, dan CIMB Niaga. Belakangan, mengikuti perkembangan pembeliaan fleet, TMDI juga berkerja sama dengan bank lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.