Jakarta, KompasOtomotif – Sampai akhirnya generasi pertama Copen berhenti diproduksi pada 2012, mobil “mungil” itu memang tidak pernah dijual Astra Daihatsu Motor (ADM) di Indonesia. Namun, setelah konsep penerus debut di Tokyo Motor Show 2013 dengan nama Kopen, versi produksi generasi kedua mulai dijual sejak Mei 2015 di Tanah Air.
Sekarang namanya tidak lagi Kopen, tapi jadi tertulis Copen persis seperti generasi pertama. Copen memiliki bodi roadster dengan atap lipat yang dirancang menggunakan basis D-Frame, ukurannya tetap ringkas mengikuti regulasi kei car yang berlaku di Jepang.
Generasi kedua Copen meluncur di Negeri Sakura pada 19 Juni 2014. Di kampung halamannya boleh jadi Copen sesuai dengan kondisi geografis, infrastruktur, sampai kebudayaan Jepang, namun bagaimana bila digunakan di luar habitat aslinya, seperti Jakarta?
KompasOtomotif ingin menjawab pertanyaan itu, sekaligus mau mencoba bagaimana rasanya jadi pemilik salah satu dari 14 unit Copen yang sudah terjual sepanjang 2015. Gayung bersambut, ADM mau meminjamkan satu unit Copen berwarna matador red untuk diuji pada dua pekan lalu.
Sebelum lebih dalam mengupas soal pengoperasian mobil bermesin 3-silinder 660cc turbo ini lebih detail mari kita bahas dulu tentang desain eksterior yang membuat Copen mudah sekali jadi pusat perhatian.
Dibanding pendahulu, Copen sekarang jauh lebih sedap dipandang. Desain bulat-bulat yang terkesan lucu pada model sebelumnya dicoret dari kertas sketsa, kemudian diganti jadi perkasa dengan permainan siku.
Copen menggunakan lampu depan projector LED yang belum dimiliki model Daihatsu lainnya di Indonesia. Sedangkan sebagai pemanis ada lampu iluminasi yang bisa berfungsi sebagai daytime running light (DRL). Bedanya, nyala lampu iluminasi itu lebih keren bila dinyalakan siang hari karena membentuk siku di sisi luar lampu depan.
Beranjak ke samping bodi bisa dilihat keempat kakinya pakai “sepatu” 16 inci palang lima plus ban ukuran 165/50. Di depan menggunakan rem cakram, di belakang masih tromol.
Melangkah ke buritan, di setiap sisi luar lampu belakang punya tambahan “mata kucing” vertikal. Dari sini bisa kelihatan Daihatsu benar-benar ingin membuang kesan membulat. Di bagian bemper paling bawah terdapat dua ujung knalpot. Keduanya berfungsi, bukan mainan.
Curi pandang
Satu hal yang pasti buat siapa saja yang jadi pengemudi atau penumpang Copen, jangan kaget kalau dilirik banyak pasang mata di jalan. Bukan karena penasaran lihat siapa yang ada di dalam, tapi kebanyakan terpesona oleh Copen.
Di Jakarta bisa jadi Copen bukan barang aneh, tapi di salah salah satu kota satelit Ibu Kota ini Copen hampir mirip selebriti. Kelakuan warga macam-macam, ada yang di trotoar menoleh sambil tertawa, sengaja mengarahkan mobil ke samping Copen agar bisa lihat lebih jelas, bahkan sampai anak-anak di angkot pindah tempat duduk sambil mengintip dari kaca.
Meski punya tampang serius, Copen terkesan seperti pria ramah yang mudah didekati dan tidak mungkin menyakiti siapapun. Wajah Jepangnya mungkin terasa sudah akrab di mata.
Anda tidak akan menemukan mobil seperti Copen di Indonesia kecuali Smart ForTwo cabriolet atau Honda S660 bila masuk lewat distributor resmi.
Jika rela merogoh kocek sampai Rp 416,55 juta buat manual atau Rp 431,55 juta untuk CVT, Anda bakal dapat keunikan istimewa Copen. Itupun bila tidak suka model SUV Jepang atau mobil entry level Eropa yang dijual di kisaran harga yang sama.
Hal lain yang perlu diketahui, aslinya panel bodi Copen bisa dicopot lantas diganti dengan warna lain, tapi hal ini tidak bisa dilakukan di Indonesia terkait keterangan warna pada STNK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.