Jakarta, KompasOtomotif -- Yamaha Mixture JET-Fuel Injection atau yang biasa disebut YMJET-FI seolah menjadi garansi performa untuk sepeda motor injeksi Yamaha. Dikenalkan pertama kali pada Mio J, kini teknologi revolusioner tersebut menjadi tulang punggung hampir semua produk merek berlogo garputala.
Insinyur Yamaha menciptakannya agar mesin sepeda motor bekerja pintar, menghasilkan tenaga maksimal tanpa membuang percuma bahan bakar yang tidak semestinya. YMJET-FI memiliki kelebihan terutama pada akselerasi, tenaga, lalu konsumsi bahan bakar lebih efisien yang berbuntut pada emisi gas buang lebih rendah.
Beberapa kali, M Abidin, GM Service and Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengklaim bahwa teknologi ini mampu membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien hingga 30 persen. Yamaha Fino misalnya, diklaim irit, satu liter bisa menjelajah hingga 70 km. Saking iritnya, YIMM membuat kampanye irit, menggunakan Fino keliling seharian hanya dengan Rp 50.000.
Rahasia
Apa rahasianya? Pertama, pengabutan bensin diklaim lebih akurat sesuai kebutuhan mesin, baik di putaran rendah maupun menengah. Electronic Control Unit (ECU) yang mendapat informasi dari beberapa sensor merespons dengan cepat, lalu memberikan instruksi akurat kepada injektor agar suplai bahan bakar selalu pas.
Sensor-sensor yang bertebaran di mesin itu adalah Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Sensor (IATS), Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Idle Speed Sensor (ISC), O2 sensor, hingga Crank Angle Sensor.
Untuk situasi berkendara yang cenderung ekstrem, seperti percepatan, deselerasi, dan beban tinggi, ECU mampu mengontrol secara imbang kebutuhan bensin, dan udara tetap pada kondisi ideal.
Rahasia kedua, posisi injektor mengarah langsung ke ruang bakar. Ini membuat alirannya tidak terhambat dan membantu penyemprotan bahan bakar lebih lancar.
Efek turbulensi
Ketiga dan paling penting, terdapat Air Assist Passage, jalur udara khusus untuk memberi asupan udara secara cepat dan menciptakan efek turbulensi, yang membuat campuran BBM dan udara menjadi mudah dibakar di dalam ruang bakar.
Para insinyur menciptakan saluran khusus itu karena alasan klasik. Dalam keadaan dingin dan baru dihidupkan, mesin akan bekerja keras karena partikel bahan bakar masih belum pecah. Saat sudah hidup, panas, dan dijalankan, partikel yang masih besar dan belum memecah itu akan menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi lebih banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.