KLATEN, KOMPAS.com - Sebagian besar mobil dibekali sistem rem hidrolik, yakni dengan mengandalkan fluida sebagai pentransfer gaya pengereman.
Gaya yang dihasilkan pengemudi saat menginjak pedal rem akan diteruskan oleh minyak rem untuk menggerakkan piston pendorong kampas.
Demi menjaga performa, minyak rem harus dipantau volume serta kualitasnya. Bila kurang konsumen wajib menambah dan menggantinya bila sudah jelek.
Aris Budi, Head Sales Marketing Seiken mengatakan dalam pemakaiannya, minyak rem tidak boleh dicampur dengan merek yang berbeda.
“Misal mobil Toyota dengan minyak rem bawaan pabrik maka sebaiknya pakai merek yang sama untuk menambahkan, jangan pakai merek lain,” ucap Aris kepada Kompas.com, Minggu (21/7/2024).
Aris mengatakan minyak rem aftermarket sebagai alternatif namun sebaiknya dipergunakan dengan benar.
“Untuk minyak rem aftermarket, pemakaiannya dengan cara pertama-tama dikuras terlebih dulu minyak rem yang lama, setelah itu baru diisikan minyak rem merek berbeda, ini tidak masalah,” ucap Aris.
Aris mengatakan pencampuran minyak rem dengan berbeda merek akan mempengaruhi kualitasnya dan dapat mengurangi performa rem
“Kita tidak tahu formula minyak rem pada masing-masing pabrikan, apakah ada jaminan bila tercampur dengan bahan lain performanya akan tetap baik?” ucap Aris.
Jadi, menurut Aris pencampuran minyak rem bawaan pabrik dengan produk aftermarket tidak efektif dan justru berisiko terhadap performa serta keawetan komponen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/07/111200215/penggunaan-minyak-rem-tidak-boleh-dicampur-dengan-beda-merek