JAKARTA, KOMPAS.com - Saat hendak memilih aksesori untuk mobil, pengguna dianjurkan selalu bersikap bijak dan tidak asal beli. Pasalnya, ada beberapa aksesori, khususnya jenis elektronik, yang justru bisa menimbulkan kerusakan.
Salah satu contohnya yakni power inverter atau power splitter. Komponen ini mungkin tidak asing bagi pengguna yang sering berpergian dan sudah berkeluarga.
Power inverter memang cukup bermanfaat, karena fungsinya adalah untuk mengubah arus AC dari mobil menjadi DC. Secara praktik, konsumen jadi bisa menggunakan colokan berukuran besar, seperti misalnya kabel ulur.
Walau manfaatnya cukup terasa, aksesori ini ternyata memiliki risiko yang cukup besar, karena bisa membuat aki cepat tekor, bahkan memutus sekring.
Noval Al-Hudah, Teknisi Mitsubishi Prabu Pendawa Motor menjelaskan, power inverter tidak bisa disamakan dengan charger mobil biasa, karena nominal tegangannya sudah jauh berbeda.
“Tegangan normal dari mobil itu cuma 10 volt, power inverter ini mengubah 10 volt itu jadi 220 volt, naiknya kejauhan, amperenya gede,” kata dia kepada Kompas.com, Senin (4/12/2023).
Melalui gambaran tersebut, sudah bisa ditebak jika power inverter akan sangat membebani fungsi aki. Sirkulasi arus listrik di mobil juga jadi tidak seimbang.
Menurut Noval, power inverter seharusnya tidak digunakan di mobil-mobil biasa. Tegannnya terlalu besar, dan hanya cocok digunakan oleh kendaraan niaga, seperti truk atau bus.
“Tergantung alternator mobilnya. Kalau mobil-mobil kecil macam MPV pasti enggak kuat, kalau truk atau bus mungkin baru bisa,” ucapnya.
Untuk amannya, Noval menganjurkan pengendara supaya menggunakan port charger bawaan mobil saja. Walaupun mungkin pengecasannya tidak terlalu cepat, hal ini jah lebih aman.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/05/151200415/aksesori-ini-bermanfaat-tapi-bisa-bikin-aki-mobil-cepat-soak