SLEMAN, KOMPAS.com - Radiator pada mobil memiliki fungsi sebagai tempat pelepasan panas dari mesin.
Panas di area dinding silinder atau mantel air, diserap dan dibawa mengalir ke radiator untuk didinginkan.
Secara umum, ada tiga bagian radiator yang terdiri dari tabung atas, tabung bawah, dan kisi-kisi.
Untuk kisi-kisi radiator, biasanya terbuat dari campuran aluminium sehingga dapat melepas panas dengan baik.
Sementara tabung atas dan bawah, umumnya terbuat dari material plastik yang ringkih atau mudah pecah. Namun di pasaran atau bengkel spesialis radiator, tersedia tabung dari bahan kuningan sebagai pilihan yang lebih kuat.
Meski demikian, rupanya pihak pabrikan membuat tabung radiator berbahan plastik bukan tanpa tujuan. Menurut ahli, bagian tersebut justru sebagai pengaman mesin ketika terjadi masalah pada sistem pendingin.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, bagian radiator yang kerap pecah adalah tabungnya, namun itu bukan merupakan kelemahan sehingga tak perlu diganti dengan bahan lebih kuat seperti kuningan.
“Bagian tabung radiator memang didesain lebih empuk, menurut saya itu sebagai bentuk pengaman ketika terjadi masalah sistem pendingin, seperti terjadi tekanan berlebih,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
Pria yang mendirikan bengkel Spesialis Nissan & Datsun di Mlati, Sleman, Yogyakarta ini mengatakan, saluran radiator memang akan bertekanan tinggi ketika mesin bekerja karena berhubungan dengan air panas.
Bahkan hal tersebut sudah diperkirakan oleh pembuatnya. Karena itu pada radiator dilengkapi tutup dengan desain demikian; memiliki katup tekanan tinggi yang akan membuka pada titik tertentu.
“Tujuan dari dibuatnya katup tekanan tinggi adalah untuk mencegah terjadinya tekanan berlebih yang bisa merusak komponen sistem pendingin dan juga mesin, sehingga pada tekanan 0,9 bar atau 1,1 bar akan terbuka,” ucap Hardi.
Air bertekanan yang berhasil keluar lewat katup tersebut akan tersimpan di tangki reservoir dan kembali masuk ke radiator ketika terjadi kevakuman.
“Tekanan berlebih pada sistem pendingin bisa terjadi ketika tutup radiator rusak, sehingga meski sudah mencapai tekanan tertentu katup tidak kunjung membuka, sehingga air panas ini akan mencari bagian terlemah,” ucap Hardi.
Jika bagian tabung radiator yang terbuat dari plastik diganti dengan bahan kuningan, maka titik terlemahnya bukan lagi ada pada tabung radiator sehingga ada peluang terjadi pecah di bagian lain.
“Bisa saja merusak lem, membuat selang radiator lepas, tapi sering terjadi juga membuat gasket kepala silinder bocor, dampaknya terjadi gangguan kompresi yang memicu terjadinya overheat,” ucap Hardi.
Perbaikan gasket kepala silinder lebih memakan biaya, dan risikonya bisa lebih besar jika sampai air masuk ke ruang bakar dalam jumlah banyak. Dampak terburuknya menurut Hardi bisa sampai terjadi water hammer.
Jadi, meski tabung radiator dengan bahan kuningan lebih kuat sebaiknya tidak menggantikan yang bawaan dari pabrik karena risikonya bisa lebih besar ketika terjadi masalah dalam sistem pendingin.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/25/141200615/alasan-kenapa-radiator-bahan-kuningan-tak-disarankan-untuk-digunakan