JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Atsushi Kurita mengungkapkan rencana peluncuran kendaraan bermotor jenis hybrid di Asia Tenggara, termasuk Xpander Hybrid, akan dimulai dari Thailand.
Rencana tersebut karena Thailand punya serangkaian insentif terhadap mobil elektrifikasi, termasuk hybrid. Sementara kebijakan di Indonesia, hanya berfokus pada mobil listrik murni atau Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Kita berencana memulainya dari Thailand. Di sana terdapat beberapa insentif untuk hybrid sehingga (harga) produk kendaraan jenis terkait akan lebih kompetitif," kata Kurita kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (5/4/2023).
"Pemerintah Indonesia memang mulai melakukan hal serupa yaitu memberikan insentif untuk masyarakat yang hendak membeli mobil listrik, tapi hanya untuk BEV (battery electric vehicle)," lanjutnya.
Sehingga khusus Indonesia, Mitsubishi melalui MMKSI akan meluncurkan mobil BEV dahulu yaitu Minicab MiEV. Bahkan, kendaraan tersebut rencananya bakal diproduksi lokal mulai akhir 2023.
"Jadi kehadiran Xpander Hybrid di sini (Indonesia) sangatlah bergantung pada perkembangan pasar. Ketika pasar sudah bisa menerima produk hybrid, baru kita mulai untuk menghadirkan dan produksi," ucap Kurita.
Meski demikian, ia mengaku bahwa perkembangan pasar untuk mobil hybrid di dalam negeri sedang dalam tren yang positif. Pada tahun lalu misal, pasarnya mampu meningkat 3 kali lipat secara tahunan.
"Sekarang kita sedang memulai studi untuk memperkenalkan Xpander Hybrid dan next model hybrid lainnya," kata dia.
Dilansir Bangkok Post, juru bicara pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan, bahwa pihaknya sudah menyetujui pengeluaran dana senilai 2,9 miliar baht atau Rp 1,3 triliun untuk mensubsidi pembelian kendaraan listrik bagi masyarakatnya.
Subsidi itu ditawarkan untuk pembelian seluruh jenis kendaraan listrik berupa mobil, truk pikap, dan motor berkisar antara 18.000 baht (Rp 8 juta) hingga 150.000 baht (Rp 67,1 juta) per unit.
Adapun untuk mobi listrik murni alias berbasis baterai yang diimpor secara completely knocked down (CKD) dan completely built up (CBU), diberikan juga susidi 150.000 baht dengan syarat kapasitasnya di atas 30 kWh.
Untuk mobil listrik sejenis yang diimpor dengan kapasitas 10-30 kWh, subsidi yang diberikan senilai 70.000 baht (Rp 31,3 juta).
Kemudian di Juli 2022, Thailand juga menyetujui insentif dengan menurunkan pajak mobil tahunan untuk kendaraan listrik yang terdaftar antara 1 Oktober 2022 dan 30 September 2025 sebesar 80 persen.
Sementara insentif di Indonesia, baru khusus KBLBB saja dengan besaran Rp 7 juta untuk motor listrik dan konversi motor listrik, dan pengurangan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk mobil listrik dan bus listrik.
Dengan pengurangan PPN itu, harga mobil listrik jadi berkurang antara Rp 30 juta sampai Rp 80 jutaan. Sebab, masyarakat jadi hanya dibebankan PPN 1 persen saja. Kebijakan berlaku mulai 1 April 2023 ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/07/070200815/bocor-mitsubishi-xpander-hybrid-meluncur-di-thailand-duluan