Iman, penghobi berbagai jenis motor yang baru membeli ER-6n sekitar akhir 2021, mengatakan, motor ini memang cocok buat pemakai motor 250cc yang ingin naik level ke motor 650cc tapi dengan dana tidak terlalu besar.
"Buat ER-6n ini agak beda, karena dia ini upgrade atau step up yang punya motor 250cc atau Ninja lama. Jadi kalau dari anak 250cc sudah sampai titik bosan ingin yang lebih bertenaga larinya ke ER-6N," kata Iman kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2022).
Iman mengatakan, kesalahan di Indonesia ialah masyarakat mematok motor sport baik full fairing atau naked dari kelas 150cc bukannya dari 250cc. Hal itu yang membuat kelas 250cc sering dianggap motor besar.
Padahal dari kelas 250cc masih ada jenjang lagi yaitu kelas 350cc-400cc, kemudian 500cc, dan 600cc-650cc. Namun jenjang tersebut terasa jauh sebab jajaran new entry dimulai dari 150cc.
"Upgrade dari kelas new entry harus disadari itu 250cc hanya dari kita kan dari 150cc. Sedangkan di lini 600cc motor sport itu seperti (Yamaha) YZF-R6 posisi riding tidak nyaman, nunduk," kata Iman.
"Sedangkan kalau cari merek Eropa ketinggian (posisi duduknya). Jadi motor ini buat pas buat postur badan asia dari 165 cm sampai 170 cm, di mana motor ini enak buat harian ," kata dia.
Kelemahan ER-6n kata Iman ialah bobot yang berat. Namun hal itu sebanding dengan tenaga yang besar. Meski suaranya kurang meyakinkan sebab mesinnya hanya 2-silinder, sehingga suaranya kurang menggelar.
"Ini motor enak meskipun berat, jadi intinya, kalau punya motor ini mesti tahu titik tumpu dan pembagian bobot di mana. Dia memang tenaga 650 cc, jeleknya suaranya tidak stereo tapi tenaga meledak," kata Iman.
ER-6n dibekali mesin 2-silinder berkubikasi 650 cc yang mampu menghasilkan 71 tk pada 8.500 rpm dan torsi 64 Nm pada 7.000 rpm. Akselerasi dari 0-60 kpj cuma 2,3 detik dan kecepatan puncak lebih dari 200 km kpj.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/13/134100315/plus-minus-kawasaki-er-6n-moge-yang-cocok-buat-pemula