Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dukung Elektrifikasi Kendaraan, PLN Paparkan Konsep V2G

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mendukung percepatan elektrifikasi di Indonesia, sejumlah pihak sudah menyiapkan teknologi dan ekosistem yang memadai bagi pengguna kendaraan listrik.

Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP), Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo mengatakan bahwa saat ini, Indonesia masih memiliki rasio kepemilikan mobil yang cukup rendah.

"Dan apabila kita bicara mengenai kendaraan elektrifikasi, jumlah kendaraan elektrifikasi di ASEAN juga ternyata masih cukup rendah, mulai dari hybrid, plug-in hybrid, maupun EV (Electric Vehicle)," ucap Dodiet dalam acara talkshow di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022, Jakarta Convention Center, Rabu (29/9/2022).

Meski begitu, masih ada potensi untuk meningkatkan jumlah penggunaan EV, khususnya di Indonesia. Ia memaparkan, dari sisi regulasi, pemerintah sudah cukup mumpuni dalam memberikan regulasi yang lengkap untuk mendukung percepatan industri KBLBB.

Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan beralih ke kendaraan listrik, khususnya di saat harga bahan bakar minyak (BBM) sedang naik. Hal ini ditunjukan dari hasil studi yang dilakukan oleh pihak Kemenperin bersama dengan sejumlah universitas.

"Apabila kita melakukan shifting dengan hybrid, maka penghematan bahan bakar adalah sekitar 49 persen. Plug-in hybrid kurang lebih sekitar 70 persen, dan EV adalah 100 persen," ucap Dodiet.

"Nah, siang hari, colokkan (kendaraan listrik) ke grid, dia mensuplai ke grid. Itulah V2G. Jadi malam hari di-charge, siang hari dipakai sebentar, ketika parkir itu masuk ke grid. Jadi bayangkan energi itu akan efisien sekali, itulah yang dikatakan distributed energy resources," ucap Hikmat.

Hikmat menjelaskan, ketika energi yang tidak terpakai tersebut masuk ke dalam grid, maka jadilah power plan terdistribusi.

"Di sinilah mungkin nanti kami di sisi penyedia ketenagalistrikan, tentuanya pertama, melakukan kesiapan-kesiapan untuk suplai ke baterai, yang kedua bagaimana me-manage baterai-baterai yang tidak terpakai," ucap dia.

Meski begitu Hikmat mengatakan, pertanyaan utamanya adalah kapan economic of scale bisa terjadi; di mana biaya produksi menurun namun disertai dengan meningkatnya jumlah produksi.

"Karena tadi, dari teman-teman BRIN sudah mulai research teknologi. Pak Toto (Direktur Utama PT Indonesia Battery Company) sudah menyiapkan pabrik, regulasinya ada. Kami menunggu economic of scale-nya," ujar Hikmat.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/30/071200815/dukung-elektrifikasi-kendaraan-pln-paparkan-konsep-v2g

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke