JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan mobil dan sejumlah sepeda motor terjadi di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2022).
Kejadian bermula saat pengemudi mobil Mitsubishi Pajero melintas tak jauh dari gedung Menara Saidah seketika menabrak sejumlah pengendara motor dan taksi.
Pengemudi Pajero disebut melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak pemotor dan taksi cukup keras.
“Mobil saya dan sekitar 7 motor keseruduk (oleh pengemudi mobil Pajero),” ucap Kokoy, sopir taksi yang turut menjadi korban, dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/5/2022).
Kokoy melanjutkan, sejumlah pemotor yang ditabrak itu terhimpit antara depan mobil Pajero dan belakang taksi. Akibatnya, dua orang yang merupakan pengemudi dan penumpang motor tewas.
Belajar dari kejadian tersebut, pengemudi sebaiknya lebih memperhatikan tentang kecepatan dan jarak pengereman.
Sebab, salah satu penyebab kecelakaan mobil atau sepeda motor yang kerap terjadi di jalan adalah kecepatan yang tidak terkontrol. Padahal, di setiap jalan sudah ditentukan kecepatan maksimal yang seharusnya dipatuhi.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, jarak pengereman ditentukan oleh banyak faktor. Setidaknya ada tujuh faktor penentunya.
“Pertama, kondisi permukaan jalan, entah itu jalan dalam kondisi basah atau kering,” ucap Jusri.
Kedua adalah kondisi ban. Semakin ban botak atau tidak sempurna kembangan membuat lebih rendah gesekannya.
“Ketiga, jenis rem yang digunakan. Antara mobil satu dan mobil lainnya, memiliki sistem pengereman atau jenis rem yang berbeda, ini akan ikut memengaruhi jarak pengereman pula,” ujar Jusri.
Jusri menambahkan, keempat adalah bobot kendaraan, mobil atau sepeda motor. Kelima, cuaca. Lalu, yang keenam, waktu pengereman.
“Terakhir adalah lokasi pengereman. Ini hitung berdasarkan tingkat ketinggian daratan dari permukaan laut. Di mana melakukan pengereman di daerah puncak dengan di Jakarta akan berbeda, karena pengaruh dari gaya gravitasi,” kata Jusri.
Jusri melanjutkan, jarak pengereman juga ditentukan oleh waktu reaksi, di mana terdiri dari dua jenis, reaksi manusia (1 detik) dan mekanik atau sistem rem (0,5 detik) yang jika dibulatkan dalam dunia safety menjadi total 2 detik.
“Kondisi ini juga dipengaruhi beberapa faktor. Usia, di mana semakin tua usianya (di atas 5 tahun) maka akan lebih lama waktu reaksinya. Selain itu, kondisi fisik pengemudi. Lalu ditentukan oleh gangguan mental, di pekerjaan atau rumah tangga. Terakhir pengaruh obat alkohol,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/26/080200915/belajar-dari-kecelakaan-di-mt-haryono-selalu-jaga-jarak-pengereman