JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak aspek yang mendukung untuk meningkatkan kenyamanan dalam suatu kendaraan bermotor saat digunakan sehari-hari. Satu diantaranya, penyematan teknologi continous variable transmission (CVT) .
Aftersales Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara menjelaskan, model transmisi ini mampu meningkatkan kenyamanan karena pada teknologinya mampu menghasilkan getaran yang minim.
"Transfer daya dengan getaran yang minim tersebut bisa tercipta berkat penggunaan sabuk karet alias belt CVT yang dapat mengeleminir getaran dan gesekan," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Lebih jauh, pada transmisi CVT komponen lainnya seperti puli primer, puli sekunder, dan sabuk baja dalam rangkaian planetary gear set bekerja dengan didorong oleh sistem pompa fluida, mengikuti putaran mesin mobil.
Kondisi tersebut membuat beban kerja mesin jauh lebih ringan. Sehingga, menghasilkan perpindahan rasio gigi dengan halus dan senyap.
"Bahkan, putaran mesin mobil cenderung rendah untuk membuat mobil bergerak. Jadi, pengemudi tak perlu RPM tinggi untuk mendapatkan tenaga besar karena responsif," ujar dia.
"Terlebih dengan menggunakan mobil bertransmisi CVT, Anda hanya perlu mengandalkan kaki kanan dalam mengemudi mobil. Kaki sebelah kiri sepenuhnya istirahat dan tidak boleh menekan pedal apapun," tambah Imansyah.
Sementara pada transmisi otomatis konvensional, sistematikanya menggunakan torque converter yang berguna sebagai pengganti perangkat kopling pada transmisi manual.
Torque converter bekerja dengan memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang berguna untuk menggerakkan mobil.
Menurut Imansyah, biasanya mobil yang menggunakan transmisi matik konvensional Toyota memiliki sistem empat percepatan atau 4-speed. Pilihan percepatannya terdiri dari gigi 1, 2, 3, 4, dan gigi mundur.
Lantas bagaimana dengan perawatannya?
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna mengatakan bahwa dalam hal perawatan di antara kedua jenis transmisi matik tersebut tidak ada yang beda.
"Bicara teknis tentu beda, tapi kalau perawatannya tidak. Baik yang konvensional atau CVT, perawatannya tetap sama, perlu pergantian oli yang harus dilakukan pada periode tertentu," kata Suparna saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Ia mengatakan, untuk perawatan berupa pergantian oli transmisi, sebenarnya juga ada perbedaan dari beberapa merek mobil. Namun, bila menarik secara umum, biasanya diwajibkan mengganti saat mobil sudah menyentuh 80.000 km.
Mengenai anggapan bahwa CVT lebih sensitif, Suparna mengakui pada awalnya memang demikian. Namun, seiring dengan banyak pengembangan dari pabrikan mobil, justru saat ini hampir tidak ada masalah pada CVT.
"Bedanya itu lebih ke faktor kerjanya saja, selebihnya sama. Anggapan lebih riskan itu saat awal-awal mungkin, tapi sekarang-sekarang ini sudah mulai berkembang tanpa ada masalah lagi," ucap Suparna.
Hal senada juga diutarakan Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Andrian. Menurut dia, anggapan transmisi CVT lebih ringkih sehingga membutuhkan perawatan ekstra, hanya sekadar image karena belum terlalu dikenal secara menyeluruh di kalangan masyarakat.
"Sama saja seperti saat transmisi matik masih baru dikenal di masyarakat. Jadi plus minus CVT sebenarnya lebih kepada image orang. Terbukti sekarang, semua produk terbaru pasti menonjolkan keunggulan CVT," kata Deni.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/06/180100315/cara-kerja-dan-kelebihan-transmisi-cvt