MANDALIKA, KOMPAS.com – Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat bakal menggelar berbagai balap internasional. Misalnya seperti Asia Talent Cup dan World Superbike yang bakal terlaksana kurang dari satu bulan lagi.
Selain itu, di tahun 2022 tepatnya bulan Maret, MotoGP akan kembali hadir di Indonesia. Sebelumnya, MotoGP juga pernah terlaksana di Indonesia, di Sirkuit Sentul pada tahun 1990-an.
Selisih sekitar 20 tahun, teknologi yang disematkan pada motor MotoGP semakin canggih dan cepat. Oleh karena itu, keamanan dari sebuah sirkuit yang menyelenggarakan balap MotoGP harus sangat tinggi.
Dyan Dilato, Head of Operations – Sporting Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mengatakan, salah satu hal yang menyebabkan Sirkuit Sentul tidak bisa menggelar MotoGP adalah persoalan safety dari sirkuitnya.
“Tingkat safety (Sentul) sudah enggak mendukung. Motor sekarang makin enteng, kencang, ridernya juga semakin gokil,” ucapnya di Mandalika belum lama ini.
Dyan menjelaskan, kalau zaman dulu, diibaratkan skala 1-10, tingkat safety dari trek cukup ada di angka enam. Namun sekarang, tingkat keamanan dari trek yang menyelenggarakan balap motor harus ada di angka sembilan.
“Kalau enggak safety sirkuitnya, mereka enggak mau (balap). Misalnya seperti kemarin di Circuit of The Americas, ada 11 pebalap MotoGP protes, kalau trek begini terus (bumpy/bergelombang) mereka enggak mau balap,” kata Dyan.
Selain itu, walaupun sudah punya kontrak beberapa tahun untuk menggelar balapan, ketika pelaksanaannya buruk, bisa langsung dihentikan. Dyan memberi contoh seperti di Shanghai yang masih punya kontrak lima tahun, tapi diputus.
“Artinya, walaupun kita punya kontrak 10 tahun, kita bikin kesalahan seperti marshal enggak beres atau lainnya bisa diputus. Mereka cuma bilang ‘once is enough, two times is too much’, karena masih banyak negara lain yang mau jadi host MotoGP,” ucap Dyan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/27/110200815/gelar-motogp-sirkuit-mandalika-wajib-punya-tingkat-keamanan-tinggi